SELAMAT DATANG DI BLOG GURU PPKN-GURU PEMBELAJAR SEPANJANG HAYAT-BELAJAR BERBAGI-MERDEKA BELAJAR ABAD 21
Guru PPKN Abad 21



Workshop : ADVOKASI Penguatan Kompetensi Literasi  Jenjang SMP Bagi Kepala Sekolah Kabupaten Sumba Tengah


Susun Acara
Acara Pembukaan
Menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
Doa
Laporan Panitia
Pemateri

Kegiatan worksop Advokasi penguatan kompetensi literasi jenjang SMP ini berlangsung selama tiga hari yakni dari hari tanggal 22 - 24 November 2023, Bertempat di aula SKB Sumba Tengah, adapun peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut hadir setiap perwakilan dari setiap sekolah yakni Kepala Sekolah, Kurikulum, operator, bendahara dan guru mapel  sebanyak 35 jenjang SMP kabupaten sumba tengah.

Dalam kesempatan ini hadir juga ibu kepala dinas pendidikan pemuda dan olah raga (Ibu Magdalena Kalli) untuk membuka kegiatan tersebut, dalam sambutannya beliau menyampaikan beberapa hal penting sekaligus memberikan motivasi kepada seluruh peserta untuk terus semangat dalam memberikan hal baik kepada sekolahnya demi kemajuan pendidikan di sumba tengah dan generasi bangsa.

Saat ini kita berada diera digital, dimana kita  mengalami perubahan dari waktu ke waktu, untuk itu kita harus pastikan bahwa kita selalu siap dan berbenah pada setiap perubahan yang ada, kita harus pastikan bahwa kita berada di sampingnya anak-anak kita untuk memastikan mereka bahwa mereka sudah terpenuhi kewajiban belajarnya dengan sungguh-sungguh bukan kita hanya sibuk dengan handpone kita masing-masing lalu mengabaikan tugas dan tanggubgjawab kita, lalu kita hanya mengatakan a sampai z nya lalu selesai, tetapi saya percaya kita sudah lakukan hal terbaik dengan sungguh terutama sekolah-sekolah yang mengimplementasikan kurikulum merdeka dari tahun pertama, kedua sampai 3 tahun ketiga.

kurikulum merdeka sudah dibuat atau melaksanakan projek penguatan profil pelajar pancasila (P5) kurikulum ini di sekolah teman-teman wajib untuk melakukan projek P5 sebagai penguatan kompetensi dan karakter, dengan adanya perubahan ini diharapkan kepada anak didik kita nanti bisa membawa hal yang bermanfaat bagi kehidupannya.

Jangan sampai anak-anak bangsa kita tidak membawa apa-apa untuk masa depannya, karena guru-gurunya sistem CBSA (Catat Buku Sampai Abis) dan gurunya sibuk dengan HP, Saya berharap dengan adanya bapak ibu kepala sekolah untuk mendorong memotivasi teman-teman.

kurikulum merdeka harus betul-betul di implementasikan secara baik dan sungguh-sungguh jangan hanya menghabiskan waktu untuk berdiskusi terlalu banyak sementara implemetasinya sedikit, berdiskusi bukan berarti tidak penting tapi maksudnya kita harus lebih banyak berbuat daripada berdiskusi.

kalau kita mau bikin diskusi yaaa sudah 30% - 70% atau 40%-60% karena banyak anak bangsa kita yang harus kita perhatikan apalgi dengan kemajuan teknologi seperti saat ini minimal hal-hal baik harus kita upload untuk menjadikan sebagai motivasi dan sudah banyak kita lihat teman-teman Kepala sekolah teman-teman guru yang sudah melakukan hal tersebut yang mempunyai nilai tambah bagi seorang itu sendiri maupun untuk orang lain.

Selain itu juga anak-anak kita harus kita persiapkan untuk memiliki skill sehingga saat keluar dari SMP ke SMA ada bekal yang ia bawa. 
Selain itu bapak/ibu kita juga harus giat pada PMM, karena ini merupakan warung bagi kita untuk belajar dan berbagi.

Beliau juga berpesan bahwa apapun yang dibuat oleh Kepala Sekolah atau guru bahkan tenaga pendidikan di sekolah bapak/ibu harus terdokumentasi secara baik, mengapa karena suatu saat nanti kita akan diminta untuk menguploadnya misalnya ke PMM sebagai karya atau aksi nyata. 

Setelah acara pembukaan semua peserta diarahkan untuk mengikuti rangkaian materi yang disampaikan oleh Bapak Narasumber yang disampaikan oleh Bapak Yeremias Gunu, S.Pd

#Selamat belajar
#Selamat berproses
#Salam sukses
#Merdeka Belajar

Materi tambahan sebagai referensi pribadi:



Guru PPKN Abad 21

WAIBAKUL- Sekolah penggerak  angkatan II yang sudah berjalan selama 1 tahun lebih melaksanakan lokakarya P5 (Projek penguatan profil pelajar pancasila) pada hari sabtu (30/9/2023).

Kegiatan tersebut dilaksanakan di Ruang SMAN 1 Waingapu oleh Balai Guru penggerak Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kegiatan tersebut menjelaskan bahwa, Tujuan dilaksanakan Lokakarya P5 agar peserta dapat menguatkan pemahaman mengenai pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila di satuan pendidikan. Seperti Merefleksikan pelaksanaan projek profil di tahun pertama sebagai Sekolah Penggerak, Menganalisis miskonsepsi pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila di satuan pendidikan, merancang asesmen projek yang efektif menyasar profil pelajar Pancasila dan Mengoptimalkan kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila yang berdampak kepada murid, terutama dari segi kreatifitas dan penumbuhan karakter.

Profil Pelajar Pancasila

Visi Pendidikan Indonesia adalah untuk mewujudkan Indonesia maju ang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya pelajar Pancasila.

Profil Pelajar Pancasila terdiri dari 6 dimensi, yaitu:
  1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia
  2. Berkebinekaan Global
  3. Bergotong royong
  4. Mandiri
  5. Bernalar kritis
  6. Kreatif
Profil Pelajar Pancasila tidak hanya berfokus pada kemampuan kognitif, tetapi juga sikap dan perilaku sesuai jati diri sebagai bangsa Indonesia dan warga dunia. 

Projek penguatan profil pelajar Pancasila diharapkan dapat mendorong peserta didik menjadi pelajar sepanjang hayat yang berkompeten, berkarakter, dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Gambaran Pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)
  • P5 merupakan kegiatan kokurikuler yang berbasis projek
  • P5 dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila
  • Pelaksanaan P5 dilakukan secara fleksibel dari segi muatan, kegiatan, dan waktu pelaksanaan
  • P5 dirancang terpisah dari intrakurikuler (tujuan, muatan, dan kegiatan pembelajaran P5 tidak harus dikaitkan dengan tujuan dan materi pembelajaran intrakurikuler)
  • Satuan pendidikan dapat melibatkan masyarakat dan/atau dunia kerja untuk merancang dan menyelenggarakan P5.
Prinsip-Prinsip Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)
  • Holistik, artinya memandang sesuatu secara utuh dan menyeluruh, tidak terpisah-pisah. P5 dilaksanakan dengan menelaah sebuah tema secara utuh dan melihat keterhubungan dari berbagai hal untuk memahami sebuah isu yang mendalam.
  • Kontekstual, artinya dalam pelaksanaan P5 harus berdasarkan pengalaman nayta siswa, guru dan siswa dapat menggunakan lingkungan sekitar dan realitas kehidupan sehari-hari sebagai bahan utama pembelajaran.
  • Berpusat pada peserta didik, artinya mendorong peserta didik menjadi subjek pembelajaran yang aktif mengelola proses belajarnya secara mandiri, termasuk mempunyai kesempatan memilih dan mengusulkan topik projek sesuai minatnya.
  • Eksploratif, berkaitan dengan semangat untuk membuka ruang yang lebar bagi proses pengembangan diri dan inkuiri (terstruktur atau bebas).
Manfaat Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)

Manfaat Projek Penguatan Profil Pancasila bagi Satuan Pendidikan
  • Menjadikan satuan pendidikan sebagai sebuah ekosistem yang terbuka untuk partisipasi dan keterlibatan masyarakat.
  • Menjadikan satuan pendidikan sebagai organisasi pembelajaran yang berkontribusi kepada lingkungan dan komunitas di sekitarnya
Manfaat Projek Penguatan Profil Pancasila bagi Pendidik
  • Memberikan ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan kompetensi dan memperkuat karakter profil pelajar Pancasila.
  • Merencanakan proses pembelajaran projek profil dengan tujuan akhir yang jelas.
  • Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka untuk berkolaborasi dengan pendidik dari mata pelajaran lain untuk memperkaya hasil pembelajaran
Manfaat Projek Penguatan Profil Pancasila bagi Peserta Didik
  • Memberikan ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan kompetensi dan memperkuat karakter dan profil pelajar Pancasila.
  • Merencanakan proses pembelajaran projek profil dengan tujuan akhir yang jelas.
  • Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka untuk berkolaborasi dengan pendidik dari mata pelajaran lain untuk memperkaya hasil pembelajaran.
Peran Kepala Satuan Pendidikan dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
  • Membentuk tim P5 dan ikut merencanakan projek profil.
  • Mendampingi jalannya projek profil dan melakukan pengelolaan sumber daya satuan pendidikan secara transparan dan akuntabel.
  • Membangun komunikasi untuk kolaborasi antara orang tua siswa, waga satuan pendidikan, dan narasumber pengaya projek profil; masyarakat, komunitas, universitas, praktisi, dll
  • Mengembangkan komunitas praktisi/belajar di satuan pendidikan untuk meningkatkan kompetensi pendidik yang berkelanjutan.
  • Melakukan coaching secara berkala bagi pendidik.
  • Merencanakan, melaksanakan, merefleksikan, dan mengevaluasi pengembangan aktivitas dan asesmen projek profil yang berpusat pada siswa.
Peran Pendidik yang menjadi Tim Fasilitator Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
  • Perencana Projek, yaitu melakukan perancangan tujuan, alur kegiatan, strategi pelaksanaan, dan asesmen projek secara berkelanjutan.
  • Fasilitator, yaitu memfasilitasi peserta didik menjalankan projek yang sesuai dengan minatnya, dengan pilihan cara belajar dan produk belajar yang sesuai dengan prefensi peserta didik.
  • Pendampingan, yaitu membimbing siswa menjalankan projek, menemukan isu yang relevan, dan mengarahkan siswa merencanakan aksi yang berkelanjutan.
  • Supervisor dan konsultan, yaitu mengawasi dan mengarahkan siswa dalam pencapaian projek, memberikan saran dan masukan secara berkelanjutan untuk siswa, dan melakukan asesmen performa siswa selama projek berlangsung.
  • Moderator, yaitu memandu siswa dalam berbagai aktivitas diskusi.
Alur Perencanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
  • Kepala Satuan Pendidikan membentuk tim fasilitator projek penguatan profil pelajar Pancasila
  • Kepala satuan pendidikan bersama tim fasilitator projek mengidentifikasi tingkat kesiapan satuan pendidikan
  • Tim Fasilitator Projek menentukan fokus dimensi profil pelajar Pancasila, tema, dan alokasi waktu projek penguatan profil pelajar Pancasila berdasarkan kondisi dan kebutuhan satuan pendidikan.
  • Tim Fasilitator projek menyusun modul projek sesuai tingkat kesiapan satuan pendidikan dengan tahapan umum; menentukan sub-elemen (tujuan projek), mengembangkan topik, alur, dan durasi projek, serta mengembangkan aktivitas dan asesmen projek
  • Tim Fasilitator merancang strategi pelaporan hasil projek.
Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD/MI, SMP/Mts, SMA/MA, SMK/MAK dan sederajat
  • Gaya Hidup Berkelanjutan
  • Kearifan Lokal
  • Bhinneka Tunggal Ika
  • Bangunlah Jiwa dan Raganya
  • Suara Demokrasi (kecuali SD/MI)
  • Rekayasa dan Teknologi
  • Kewirausahaan
  • Kebekerjaan (Tema wajib jenjang SMK/MAK)

Dalam satu tahun ajaran, siswa mengikuti projek penguatan profil pelajar Pancasila dengan ketentuan:

  • Jenjang PAUD: 1 s/d 2 projek profil dengan tema berbeda
  • Jenjang SD/MI/SDLB/Paket A: 2 s/d 3 projek profil dengan tema berbeda
  • Jenjang SMP/MTs/SMPLB/Paket B: 3 s/d 4 Projek profil dengan tema berbeda
  • Jenjang SMA/MA/SMALB/Paket C Kelas X: 3 s/d 4 Projek profil dengan tema berbeda
  • Jenjang SMA/MA/SMALB/Paket C Kelas XI dan XII: 2 s/d 3 Projek profil dengan tema berbeda
  • Jenjang SMK/MAK Kelas X: 3 Projek profil dengan 2 tema pilihan 1 tema kebekerjaan
  • Jenjang SMK/MAK Kelas XI: 2 Projek profil dengan 1 tema pilihan 1 tema kebekerjaan
  • Jenjang SMK/MAK Kelas XII: 1 Projek profil dengan tema kebekerjaan
  • Jenjang SPK: 2 s/d 3 Projek profil dengan tema berbeda
  • Khusus untuk kelas XIII pada SMK program 4 tahun tidak perlu melaksanakan projek penguatan profil Pancasila.
Komponen Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
  • Profil Modul, yaitu Tema dan topik atau judul modul, fase atau jenjang sasaran, dan durasi kegiatan
  • Tujuan, yaitu pemetaan dimensi, elemen, sub elemen profil pelajar Pancasila yang menjadi tujuan projek profil
  • Rubrik pencapaian yang berisi rumusan yang sesuai dengan fase siswa (untuk pendidikan dasar dan menengah)
  • Aktivitas, yaitu alur aktivitas projek profil secara umum dan penjelasan detail tahapan kegiatan dan asesmennya
  • Asesmen, yaitu instrumen pengolahan hasil asesmen untuk menyimpulkan pencapaian projek profil.
Komponen projek dapat disesuaikan lagi sesuai dengan kondisi sekolah dan kebutuhan siswa. Modul dapat diperkaya dengan menambahkan komponen berikut:
  • Deskripsi singkat projek profil
  • Pertanyaan pemantik untuk memancing diskusi atau proses inkuiri siswa
  • Alat, bahan, serta media belaajr yang perlu disiapkan
  • Referensi pendukung

Untuk dapat kita lebih memahami tentang Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, dapat kita membaca panduan P5 berikut:

Panduan-Penguatan-Projek-Profil-Pancasila
Guru PPKN Abad 21

 

MGMP sebagai sarana/wadah bagi guru dalam berkomunikasi,berkolaborasi, belajar, dan bertukar pikiran serta pengalaman untuk meningkatkan kinerja guru selaku pelaku perubahan dalam proses pembelajaran di dalam kelas.

MGMP merupakan suatu hal yang penting. Selain beberapa alasan di atas, kegiatan MGMP membantu para guru dalam meningkatkan profesionalisme mengajar, baik berupa sikap, pengetahuan, maupun keterampilan, sehingga akan berpengaruh pula terhadap siswa.

Selanjutnya, tujuan dari pembentukan atau kegitan MGMP antara lain:

  1. Memperluas pengetahuan guru dalam hal penguasaan materi pembelajaran, penyusunan bahan-bahan pembelajaran, metode pembelajaran, tata cara pembelajaran, dan hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran.
  2. Sebagai forum untuk menyetarakan kemampuan guru di bidangnya agar mampu menunjang pemerataan peningkatan kegiatan belajar mengajar.
  3. Sebagai sarana diskusi bagi guru terkait permasalahan yang terjadi sehari-hari selama proses pembelajaran.
  4. Sebagai wadah bagi guru untuk mendapatkan dan berbagi informasi terkait pendidikan, misalnya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, perubahan kurikulum, metodologi, dan sebagainya.
  5. Meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan modul ajar.
  6. Meningkatkan kompetensi dalam penyelenggaraan pembelajaran aktif, inovatif, keratif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).
  7. Menjadikan guru lebih profesional dalam bekerja.
Kegiatan rutin dalam MGMP antara lain:

  • Berdiskusi terkait masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran.
  • Menyusun dan mengembangkan silabus, program semester, dan rencana program pembelajaran.
  • Analisis kurikulum.
  • Menyusun laporan hasil belajar siswa.
  • Pendalaman materi.
  • Pelatihan yang berkaitan dengan penguasaan materi yang mendukung proses pembelajaran. 
  • Pembahasan materi dan pemantapan menghadapi ujian.
SMP Negeri 2 Umbu Ratu Nggay Barat sebagai lembaga pendidikan formal telah melakukan kegiatan MGMP yang berlangsung selama 2 hari yakni selasa 26-27 september 2023 di aula SMP Negeri 2 Umbu Ratu Nggay Barat, adapun yang menjadi bahan diskusi pada kegiatan ini adalah tentang modul ajar, P5, refleksi dan evaluasi implementasi kurikulum merdeka.

Pada kesempatan ini bapak Melki Umbu Sorung, S.Pd., Gr Selaku Kepala Sekolah memberikan sambutannya bahwa sekolah sebagai wadah pendidikan tentu harus terus berupaya untuk terus berinovasi dan mengembangkan diri baik secara pribadi maupun secara kolaboratif, apalagi sekolah ini merupakan sekolah yang mengimplementasikan kurikulum merdeka angkatan ke 2, dan tahun ini merupakan tahun kedua kita melaksanakannya, untuk itu kita perlu merefleksi dan mengevaluasi diri agar terus berkembang kerah yang lebih baik.

Kesempatan ini juga hadir bapak pengawas wilayah bapak Lowu Dapajiangu, S.Pd sekaligus menjadi narasumber untuk memberikan motivasi dan nasehat kepada peserta MGMP pada kegiatan tersebut, dalam sambutannya beliu menyampaikan beberapa hal penting diantaranya:
  • Sebagai guru harus terus belajar mengupgreat diri sesuai perkembangan zaman.
  • Terus berinovasi dan bekerjasama
  • Selalu update terhadap informasi terbaru
  • Mengembangkan diri dengan cara belajar dan berbagi.
  • Melaksanakan tugas dan kewajiban secara baik.
  • Terus bersemangat dalam memajukan sekolah.
Kesimpulan

  1. Dalam ajaran Ki Hadjar Dewantara, kemerdekaan dalam pendidikan berarti:
  • Tidak hidup terperintah;
  • Berdiri tegak karena kekuatan sendiri;
  • Cakap mengatur hidupnya dengan tertib. Tidak hidup terperintah berarti seseorang bisa menentukan sendiri arah tujuannya, memerintah diri sendiri. Poin kedua menekankan pada kemandirian seseorang, mencapai tujuan dengan daya upaya sendiri. Poin ketiga menekankan pada keterampilan mengatur hidup secara tertib.
  1. Ki Hajar Dewantara menjelaskan tujuan pendidikan dalam bukunya Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka seri Pendidikan, beliau menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.
  2. Untuk mencapai murid merdeka ada tiga komponen penting yang perlu dilakukan guru dikelas yaitu melibatkan murid dalam menentukan tujuan, memberikan pilihan cara dan mengajak murid untuk melakukan refleksi
  3. Komponen siklus merdeka belajar: menentukan tujuan, mandiri tehadap cara melakukan refleksi.
  4. Tujuan pendidikan yaitu menyiapkan hidup, fokus pada kompetensi sehingga ujian bersifat bermakna, meningkatkan kemampuan menalar dan mengembangkan kemandirian.
  5. Merdeka Belajar adalah belajar yang diatur sendiri oleh pelajar. Pelajar yang menentukan tujuan, cara dan penilaian belajarnya. Dari sudut pandang pengajar, merdeka belajar berarti belajar yang melibatkan murid dalam penentuan tujuan, memberi pilihan cara, dan melakukan refleksi terhadap proses dan hasil belajar.
  6. Belajar bukan untuk ujian, tapi untuk mencapai tujuan belajar yang bermakna. Belajar bukan dikendalikan pengajar, tapi disepakati bersama antara pengajar dan pelajar. Belajar bukan dengan cara yang seragam, tapi ada diferensiasi cara belajar. Belajar bukan hanya menghafal rumus, tapi menalar dan menyelesaikan persoalan. Belajar bukan untuk dinilai pengajar, tapi dinilai bersama untuk membangun kesadaran. Belajar bukan dinilai oleh besarnya angka, tapi oleh karya yang bermakna.
  7. Guru Merdeka Belajar adalah guru yang senantiasa berefleksi untuk menyesuaikan pemikiran untuk menyesuaikan pemikiran dan perbuatannya terhadap perubahan dalam upaya mencapai tujuan.
  8. Empat Kunci Pengembangan Guru Merdeka Belajar:
  • Kemerdekaan: Guru merdeka belajar mempunyai kesempatan menentukan tujuan, cara dan refleksi belajar untuk terus menerus melakukan pengembangan diri, seperti: terlibat dalam menetapkan target kinerja sekolah dan guru, memilih pelatihan yang sesuai kebutuhan belajarnya, dan melakukan refleksi berkala terhadap capaian dan proses mencapai target.
  • Kompetensi: Guru merdeka belajar mempunyai kesempatan mengembangkan kompetensinya sehingga siap menghadapi tantangan pengajaran sesuai bidang studi, murid yang diajar dan relevan dengan konteksnya, seperti kesempatan untuk mengikuti pelatihan yang sesuai kebutuhan belajarnya, kesempatan melakukan proyek percobaan. kesempatan mendapatkan umpan balik berkualitas dan kesempatan menilai kompetensinya.
  • Kolaborasi Guru merdeka belajar mempunyai kesempatan melakukan kolaborasi dengan guru dan komunitas untuk menghasilkan karya atau mencapai tujuan bersama, seperti: kesempatan berinteraksi ke sekolah lain, kesempatan terlibat di komunitas yang relevan dan kesempatan melakukan proyek bersama.
  • Karier: Guru merdeka belajar mempunyai kesempatan untuk mengenali, memilih, merencanakan dan mengembangkan karier sesuai potensi dan aspirasinya dengan tetap mengajar di kelas, seperti kesempatan berkarya. kesempatan mengenalkan karya melalui presentasi, pameran atau di web/aplikasi dan mendapat umpan balik terhadap karyanya.
Program Kelas Merdeka Belajar:
  • Kesepakatan Kelas Merdeka Belajar
  • Merancang RPP Merdeka Belajar
  • Asesmen formatif merdeka belajar
  • Pembelajaran Merdeka Belajar berbasis Kompetensi

Terima Kasih Kepada;
#Dinas Pendidikan Sumba Tengah
#Bapak Pengawas
#Bapak Kepala Sekolah
#Guru Dan Tendik SMPN 2 Umbu Ratu Nggay Barat

Guru PPKN Abad 21





Kesadaran berbangsa dan bela negara merupakan nilai-nilai yang penting untuk ditanamkan pada generasi muda, termasuk anak-anak SMPN 2 Umbu Ratu Nggay Barat. Melalui pemahaman dan pengamalan nilai-nilai ini, diharapkan anak-anak SMPN 2 Umbu Ratu Nggay Barat dapat menjadi warga negara yang aktif, bertanggung jawab, dan mencintai tanah airnya. Dalam artikel ini, kita akan membahas mengapa menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bela negara penting untuk anak-anak, bagaimana melakukannya, serta manfaat yang dapat diperoleh.

Pentingnya Menumbuhkan Kesadaran Berbangsa dan Bela Negara

Menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bela negara pada anak di SMPN 2 Umbu Ratu Nggay Barat memiliki beberapa alasan yang penting. Pertama, ini merupakan tahap perkembangan mereka yang penting dalam membangun identitas nasional. Anak-anak  mulai menyadari peran mereka sebagai anggota masyarakat yang lebih luas, dan pemahaman tentang bangsa dan negara akan membantu mereka mengenali jati diri mereka sebagai warga negara Indonesia.

Kedua, menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bela negara juga dapat membantu anak-anak  memahami nilai-nilai yang penting dalam membangun persatuan dan kesatuan. Dalam masyarakat yang beragam seperti Indonesia, pemahaman tentang keberagaman budaya, bahasa, dan agama akan membantu anak-anak menjadi lebih inklusif dan menghargai perbedaan.

Terakhir, menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bela negara pada anak-anak juga penting untuk mempersiapkan mereka sebagai generasi penerus bangsa. Mereka adalah masa depan Indonesia, dan dengan memahami nilai-nilai berbangsa dan bela negara, mereka akan menjadi pemimpin yang berintegritas, berkomitmen, dan mampu menjaga keutuhan negara.

Cara Menumbuhkan Kesadaran Berbangsa dan Bela Negara

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bela negara pada anak-anak. Pertama, pendidikan merupakan kunci utama.

Kesadaran berbangsa dan bela negara adalah dua aspek yang sangat penting dalam pembentukan identitas dan keberlanjutan sebuah negara. Kesadaran berbangsa merujuk pada pemahaman dan penghargaan terhadap nilai-nilai, budaya, sejarah, dan kehidupan bersama dalam suatu bangsa. Sementara itu, bela negara mencakup kewajiban individu untuk melindungi dan mempertahankan kedaulatan, keutuhan wilayah, serta kepentingan negara.


Dalam era globalisasi yang semakin kompleks ini, penting bagi setiap warga negara untuk memiliki kesadaran berbangsa yang kuat dan semangat bela negara yang tinggi. Hal ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau lembaga pendidikan, tetapi juga tanggung jawab setiap individu dalam masyarakat. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bela negara:

1. Pendidikan Nasional yang Berkualitas

Pendidikan nasional memainkan peran penting dalam membentuk kesadaran berbangsa dan bela negara. Seperti Kurikulum pendidikan harus memasukkan materi yang mengajarkan tentang sejarah, budaya, dan nilai-nilai kebangsaan. Melalui pembelajaran ini, siswa akan memahami pentingnya menghargai keanekaragaman budaya dalam bangsa mereka dan memperkuat rasa persatuan.

2. Pengenalan Terhadap Simbol-Simbol Kebangsaan dan lagu wajib nasional

Simbol-simbol kebangsaan seperti bendera, lambang negara, dan lagu kebangsaan memiliki makna yang mendalam. Penting bagi individu untuk memahami dan menghargai simbol-simbol ini sebagai bagian dari identitas nasional mereka. Sekolah dan lembaga masyarakat dapat mengadakan kegiatan yang melibatkan pemahaman dan apresiasi terhadap simbol-simbol kebangsaan.

3. Partisipasi dalam Kegiatan Sosial dan Kemanusiaan

Melibatkan diri dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan dapat memperkuat rasa solidaritas dan kepedulian terhadap sesama warga negara. 

#MPLS2023
#Spendu-URGB
#MerdekaBelajar
#SekolahPenggerak
Guru PPKN Abad 21

Profil pelajar Pancasila merupakan gambaran pelajar Indonesia yang merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan nilai- nilai Pancasila. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan dilingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam profil pelajar Pancasila.

Berdasarkan Permendikbudristek No. 56/M/2022, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kmetensi Lulusan.

Pelaksanaan P5 di SMP Negeri 2 Umbu Ratu Nggay Barat menggunakan sistem blok yaitu 1 minggu penuh sesuai dengan alokasi waktu yang telah direncanakan. Perhitungan waktu pelaksanaan P5 dalam 1 tahun 360 jam pelajaran atau 30% dari alokasi total jam pelajaran. Terdapat 3 Projek dalam 1 tahun, sehingga tiap projek memiliki alokasi waktu 120 JP.

Dalam satu tahun memilih tiga tema yang harus di projekan, 3 projek tersebut yaitu:
  1. Proyek 1 dengan tema Suara Demokrasi,
  2. Proyek 2 dengan tema kearifan lokal,
  3. Proyek 3 dengan tema bangunlah jiwa dan raganya.
Berikut merupakan modul projek P5 tema bangunkah jiwa raganya dengan tema senam kreasi pada SMPN 2 Umbu Ratu Nggay Barat-Kabupaten Sumba Tengah-NTT.

Gambaran umum tentang keseluruhan Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) 

Pelajar Indonesia dituntut bukan hanya baik dalam kegiatan intrakulikuler dan ekstrakuliker, namun, seiring dengan perjalanan pendidikannnya, peserta didik juga diharapkan dapat membangun karakter dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila, serta menintegrasikannya dalam setiap kegiatan yang mereka lakukan. 

Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) ini dikembangkan berdasarkan kondisi kesiapan sekolah di SMP Negeri 2 Umbu Ratu Nggay Barat berdasarkan input siswa dan ketersediaan sumber daya peralatan yang dapat diupayakan dan kesiapan fasilitator.

Kreatif dan gotong royong merupakan dimensi yang dikuatkan dalam modul ini. Mengambil judul “’FESTIVAL SENAM KREASI” dari tema Bangunlah Jiwa dan Raganya. Topik dalam modul ini adalah Senam Sebagai Wadah Kreatifitas Menuju SPENDU-URGB yang Sehat dan Bahagia.

Tema yang diangkat dalam  projek merupakan salah satu dari tujuh tema yang dirumuskan dalam Naskah Profil Pelajar Pancasila yaitu “Bangunlah Jiwa dan Raganya” dengan topik “Senam Sebagai Wadah Kreatifitas Menuju SPENDU-URGB yang Sehat Jiwa dan Raga. Projek ini dibuat agar dapat membentuk peserta didik dengan karakter Pancasila dan ketahanan diri yang kuat sesuai dengan keseimbangan olah rasa, olah pikir, olah raga dan olah karsa yang dicetuskan oleh Ki Hadjar Dewantara.

TUJUAN
  1. Projek yang mengintegrasikan dua dimensi Profil Pelajar Pancasila ini diharapkan dapat memberi kesempatan kepada pihak sekolah, guru, dan peserta didik khususnya, untuk mengerti dan menyadari pentingnya kesehatan jiwa dan raga dirinya dalam kehidupan mereka sehari-hari terutama kegiatan pembelajaran disekolah. 
  2. Selain itu, projek dengan metode student-centered ini dapat menghasilkan banyak hal-hal positif yang berguna untuk diri mereka sendiri dan orang disekitar mereka.
  3. Pada akhir projek ini, peserta didik diharapkan dapat mengerti tentang dirinya sendiri, mencintai dirinya sendiri, mengerti semua emosi yang dia rasakan dan peduli terhadap kesehatannya baik kesehatan mental maupun kesehatan fisiknya. Peserta didik juga diharapkan dapat mencari berbagai kegiatan lain yang dapat membantu mereka dalam menjaga kesejahteraan dirinya serta mengajak orang lain untuk menyadari dan menjaga kesehatan mental mereka.
  4. Peserta didik mampu menuangkan ide /gagasan kreatif, luwes untuk menghasilkan karya dan tindakan yang orisinil dalam bentuk senam kreasi.
  5. Peserta didik mampu membangun komunikasi guna menghasilkan kerjasama, kolaborasi, dan menentukan tujuan bersama dalam menciptakan senam kreasi.

MANFAAT PROJEK

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan ruang bagi semua anggota komunitas satuan pendidikan untuk dapat mempraktikkan dan mengamalkan Profil Pelajar Pancasila Untuk satuan pendidikan:
  • Menjadikan satuan pendidikan sebagai sebuah ekosistem yang terbuka untuk partisipasi dan keterlibatan masyarakat.
  • Menjadikan satuan pendidikan sebagai organisasi pembelajaran yang berkontribusi kepada lingkungan dan komunitas di sekitarnya. 
Untuk pendidik
  • Memberi ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan kompetensi dan memperkuat karakter dan Profil Pelajar Pancasila.
  • Merencanakan proses pembelajaran projek dengan tujuan akhir yang jelas.
  • Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka untuk berkolaborasi dengan pendidik dari mata pelajaran lain untuk memperkaya hasil pembelajaran.
RELEVANSI PROJEK BAGI GURU DAN SEKOLAH 

Dengan adanya projek ini yang mengangkat tema tentang Bangunlah Jiwa raganya kita berupaya untuk membekali dan mermbangun peserta didik agar lebih mengerti tentang apa yang dirasakan, dilihat, dan didengarnya. sehingga peserta didik mampu melampaui masa remaja mereka dengan sehat dan bahagia.

Kesehatan diri peserta didik merupakan suatu keadaan, dimana peserta didik dalam kondisi mood positif, memiliki sifat, ketahanan  dan kepuasan diri yang kuat, merasa aman disekolah dan mempunyai kesehatan mental yang baik. Kesejahteraan peserta didik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil pembelajaran dan perkembangan disekolah.   

Maraknya stres, kurang percaya diri, perundingan, merokok, dan hal-hal lainnya yang mengakibatkan penurunan hasil belajar dikalangan remaja harus dipertanyakan apakah ini adalah sebuah akibat dari kesalahan mereka sendiri atau lingkungan sekitar atau karena kesejahteraan diri tidak pernah dikenalkan dan diajarkan oleh sekolah. 

Sekolah sebagai institusi pendidikan sebaiknya memperhatikan dan menjaga agar peserta didik terhindar dari kelakuan-kelakuan negatif tersebut. 

Mengenalkan dan mengajarkan hal-hal positif akan sangat membantu peserta didik dalam menghadapi tantangan yang ada. Selain itu, memberikan pemahaman mengenai kesehatan mental, emosi yang dirasakan dan cara menanggulangi emosi yang baik dapat menghasilkan respon yang positif pada hasil pembelajaran peserta didik. 

Penguatan mental dan karakter adalah modal yang dapat diajarkan kepada peserta didik agar mereka kuat menghadapi tekanan mental di kemudian hari Sekolah dapat memberikan pengalaman akan pentingnya kesehatan jiwa dan raga yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk dapat merawat atau memelihara/menjaga diri agar tetap sehat dan bahagia, kemudian diikuti dengan refleksi pada tahapannya akan membentuk masukan dan pengalaman positif dari pengalamann itu sendiri. 

Di mana hal ini akan menghasilkan peserta didik yang mampu mengelola emosi secara konstruktif, beradaptasi dengan baik, membangun sinergi atas tim sehingga sekolah dapat mendorong peserta didik lebih mudah dan siap menjadi bagian dari masyarakat global. Bagaimanapun, sebagai kompas kehidupan, kesehatan dapat mengarahkan kita untuk berpikir, merasa, bertindak, dan berkarya ke arah benar salah, baik buruk, pantas tidak pantas.

 
PERTEMUAN-HARI 1

Waktu                  :12 JP
Alat dan Bahan : Infokus
Peran Guru        : Pemateri dan Fasilitator
Persiapan :
  1. Mengkondisikan kelas dapat mengikuti kegiatan.
  2. Mengkondisikan kelompok dapat mengikuti kegiatan
Pelaksanaan :
Fasilitator :
  • Membuat Kesepakatan Kelas
  • Menyampaikan informasi secara detail tentang pelaksanaan P5. (tema, topik, dimensi, tujuan, dan penilaian)
  • Membentuk kelompok ( siswa) dan membuat yel - yel.
  • Mempersilakankan setiap kelompok menentukan judul projek.
  • Melaksanakan refleksi awal 
Siswa :
  • Menentukan judul projek.
  • Mengikuti refleksi awal

HARI KE 2 
Agenda.
  • Mengingatkan kembali kesepakatan kelas.
  • Mengingat kembali kegiatan hari ke – 1 dan tujuan P5.
  • Presentasi rencana judul oleh siswa
  • Menyampaikan rencana hari ke – 3
  • Refleksi awal projek.
  • Fasilitator : Memberikan apersepsi dan motivasi Meminta kelompok siswa presentasi rencana judul.
  • Siswa :  Presentasi rencana judul Lanjutan.
Hari Ke-2 Alur kontekstualisasi pemahamam peserta didik tentang pelaksanaan projek dan judul yang ditentukan. 

Pelaksanaan Asesmen awal untuk peserta didik Menggali Informasi Fasilitator membimbing siswa untuk menggali informasi perdasarkan rencana projek sesuai judul yang mereka tentukan (mencari contoh) Menentukan Rencana Projek Fasilitator membimbing siswa untuk menentukan rencana projek secara konkrit (menentukan judul senam kreasi) Asesmen Formatif Fasilitator memberikan assesmen awal proyek sebagai sarana mengetahui semangat awal siswa.

Agenda
  • Memberikan apersepsi dan motivasi
  • Mengingat kembali kegiatan hari ke – 1 dan tujuan P5
  • Membimbing siswa menggali informasi
  • Membimbing siswa menentukan rencana produk.
  • Menyampaikan rencana hari ke – 3 
  • Assesmen awal projek

HARI KE 3; MULAI PROJEK-ALUR AKSI-KOLABORASI DAN GOTONG ROYONG
 Agenda 
  • Memberikan apersepsi dan motivasi
  • Mengingat kembali kegiatan hari ke – 2 dan tujuan P5
  • Membimbing siswa membuat projek
  • Fasilitator dan siswa bersama – sama menyusun rencana hari ke –4
HARI KE 4 DAN 5
APERSEPSI 
Memberikan Motivasi dan Apersepsi Fasilitator memberikan semangat kepada siswa agar pelaksanaan kegiaran P5 pada hari ke – 4 s.d ke – 5 berjalan lancar dan penuh semangat. REVIEW Mengingatkan kembali kegiatan hari sebelumnya Fasilitator mengajak siswa kembali mereview capaian kegiatan pada hari sebelumnya untuk dapat melanjutkan kegiatan hari ini dan menyusun rencana target hari ini. AKSI Membimbing & mendampingi siswa membuat projek Fasilitator mendampingi dan membimbing siswa mengerjakan projek sesuai dengan rencana sebelumnya RENCANA Menyusun rencana hari berikutnya Fasilitator mengajak siswa untuk bersama – sama menetapkan rencana hari berikutnya.

HARI KE 6 PENGUJIAN PROJEK, EVALUASI HASIL.
  1. Cek Kelengkapan Mengecek kelengkapan administrasi.
  2. Cek Kesiapan Mengecek kesiapan anggota dalam menampilkan projek.
  3. Cek Ketuntasan Cek ketuntasan seluruh persiapan projek yang harus ditampilkan
  4. Review Mereview kembali projek yang dihasilkan.
  5. Feedback Meminta umpan balik dari berbagai sumber.
  6. Revisi Melakukan revisi apabila masih perlu perbaikan.
HARI KE 7 
Persiapan tampil dalam festival Mempersiapkan dan mengecek semua kelengkapan dengan formasi dan kondisi persis sesuai dengan persiapan saat gelar karya festifal Simulasi tampil dalam festival Memperagakan pemapilan seolah – olah sudah festifal gelar karya, sehingga anggota kelompok merasa benar – benar dan ada pengalaman awal.

Evaluasi diri terhadap hasil penampilan Melakukan evaluasi diri dari simulasi penampilan, dan memperbaiki kesalahan serta mempelajari segala kemungkinan terbaik dan terburuk, sehingga saat tampil dalam festifal gelar karya dapat maksimal Mengulang proses sehingga merasa siap. Mengulang proses persiapan di atas sehingga semua anggota kelompok merasa benar – benar siap untuk tampil dalam festifal esok hari.

HARI KE 8-9- GELAR KARYA 08.00 WITA Gelar karya dimulai dengan pelaksanaan festival selama dua (2) hari bertempat di halaman sekolah/aula  11.00 WIB Istirahat siang diberikan waktu kurang lebih enam puluh (60) menit  08.00 WITA Kegiatan diakhiri setelah pukul 12.00 WITA. Sambil menunggu waktu pulang sekolah, peserta dapat membersihkan lokasi festival.

HARI KE 10
REFLEKSI
Pertanyaan pemantik tentang perasaan saat pelaksanaan /terjadinya peristiwa Pertanyaan pemantik tentang pembalajaran yang dapat diambil dan pengalaman sebelumnya Pertanyaan pemantik tentang rencana pengembangan dan perbaikan Pertanyaan pematik tentang peristiwa dan tujuan P5 Pertanyaan pemantik tentang pembelajaran yang dapat diambil Pertanyaan pemantik tentang rencana perbaikan dan tindak lanjut.
  1. Bagaimana perasaanmu setelah mengetahui diri sendiri dan menceritakannya kepada orang lain?
  2. Bagaimana menjaga kesehatan diri dan lingkungan?

TINDAK LANJUT
Peserta didik mempraktekkan dengan kegiatan sebagai berikut :
  • Peserta didik  membuat slogan baik berupa poster atau banner maupun video inspirasi.
  • Peserta didik mampu memelihara kesehatan fisik dan mental  baik untuk dirinya maupun orang sekitarnya.

EVALUASI
Dilaksanakan oleh semua pikah yang terlibat, siswa, fasilitator dan coordinator Laporan ketercapaian dari rencana yang ditargetkan Pelayanan dan kerjasama serta upaya yang telah dilakukan oleh semua pihak Evaluasi dijadikan dasar perbaikan untuk pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) berikutnya, sehingga akan dapat lebih baik dan memberikan makna besar dalam proses pembelajaran khususnya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)

ASSESMENT
Assesment disesuaikan dengan dimensi yang digunakan dan kebutuhan sekolah untuk menilai. Assesment dapat berbagai jenis penilaian.

LAMPIRAN

https://youtube.com/watch?v=FAtDvUu7eMs&feature=share7

REFERENSI
  1. Naskah Profil Pelajar Pancasila Panduan Pegembangan P-5 Di Satuan Pendidikan  SK Kepala BSKAP No. 009 Tahun 2022.
  2. https://bobo.grid.id/read/082511032/penjelasan-lengkap-poster-ciri-ciri-kriteria-tujuan-dan-caramembuat-poster?page=all
  3. https://www.oecd.org/pisa/data/2018database/CY7_201710_QST_MS_WBQ_NoNotes_final.pd
  4. https://schools.au.reachout.com/mental-health https://www.healthiersf.org/resources/pubs/StressReductionActivities.pdf
  5. https://edtechbooks.org/wellbeing/children_school
  6. https://www.cambridgeinternational.org/Images/426484-chapter-5-student-wellbeing.pdf
  7. http://novehasanah.blogspot.com/2014/12/contoh-rubrik-penilaian-poster.html
  8. https://www.peggykern.org/uploads/5/6/6/7/56678211/the_perma-profiler_101416.pdf
  9. https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2022/06/Panduan-Penguatan-Projek-ProfilPancasila.pdf
  10. http://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2022/07/V.2-Dimensi-elemen-subelemenProfil-Pelajar-Pancasila-pada-Kurikulum-Merdeka.pdf 
Guru PPKN Abad 21

Pelaksanaan Ujian Sekolah Pada SMP Negeri 2 Umbu Ratu Nggay Barat Tahun Pelajaran 2022/2023 tahun ini berjalan sesuai harapan, dimana pelaksanaan ujian sekolah yang berlangsung selama lima hari mulai dari hari senin tanggal 08 Mei 2023 dan berakhir pada hari jumat tanggal 12 mei 2023.

Ujian Sekolah merupakan cara untuk mengukur kemampuan siswa di sekolah. Ujian Sekolah dapat memiliki dampak yang signifikan bagi peserta didik dan sekolah.

Ujian Sekolah dapat meningkatkan kepatuhan siswa terhadap kurikulum dan standar akademik. Ini juga dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dan meningkatkan kemampuannya.

Ujian Sekolah juga dapat menjadi penanda bahwa sekolah telah berhasil mencapai standar akademik. Ini dapat meningkatkan reputasi sekolah dan menarik lebih banyak siswa untuk mendaftar. 

Ujian Sekolah juga dapat membantu sekolah dalam menilai kemajuan siswa dan menciptakan program pelatihan yang lebih efektif.

Akhirnya, Ujian Sekolah dapat membantu sekolah dalam menyediakan kelas yang lebih baik dan meningkatkan kualitas pengajaran di sekolah. Ujian Sekolah dapat menjadi alat yang sangat berguna bagi sekolah untuk mencapai tujuan dan standar akademik.

Ujian kehidupan adalah suatu proses yang memerlukan kekuatan dan pengetahuan untuk melewati masa-masa yang sulit. Kita semua pernah menghadapi ujian kehidupan dalam hidup kita, atau kita mungkin akan menghadapinya di masa depan.

Ujian kehidupan dapat membentuk masa depan kita dengan cara membentuk karakter dan kualitas hidup kita. Dengan menghadapi ujian kehidupan secara positif, kita dapat menggunakan pengalaman ini untuk membuat masa depan kita menjadi lebih baik. Contoh dari bagaimana ujian kehidupan dapat mempengaruhi masa depan adalah ketika seseorang menghadapi masalah ekonomi.

Ketika orang tersebut menghadapi masalah ekonomi, ia dapat membangun keterampilan baru dan mengembangkan karir yang akan membantunya membentuk masa depan yang lebih cerah. Juga, ketika seseorang menghadapi masalah kesehatan, ia dapat menggunakan pengalaman ini untuk membuat keputusan penting yang akan membantunya menjalani hidup yang lebih sehat di masa depan.


Ujian kehidupan dapat menjadi tantangan yang berat untuk dihadapi, tetapi dengan menghadapinya dengan tenang dan kesabaran, kita dapat membuat keputusan yang tepat yang akan membantu membentuk masa depan yang lebih baik.

Dengan menggunakan ujian kehidupan sebagai alat untuk membangun kekuatan dan pengetahuan, kita dapat bergerak maju dan membentuk masa depan yang lebih baik.

#BelajarSepanjangHayat
#MerdekaBelajar
#TetapSemangat
#SenyumMasaDepan

Terimah kasih kepada:
  1. Kepala Sekolah
  2. Panitia
  3. Dinas pendidikan
  4. Pengawas pembina
  5. Pengawas Ujian
  6. Semua pihak yang telah mengambil bagian.
Guru PPKN Abad 21

Pendidikan Pancasila adalah salah satu bentuk pendidikan yang dapat membantu generasi milenial mengembangkan kemampuan dan pemahaman mereka tentang nilai-nilai Pancasila.

Pendidikan Pancasila berfokus pada pengembangan karakter dan moralitas melalui pengalaman-pengalaman belajar yang bersifat praktis dan aplikatif. Dengan Pendidikan Pancasila, generasi milenial dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk berpikir kritis, mengevaluasi informasi yang tersedia, dan memahami hak-hak manusia. Pendidikan Pancasila juga dapat membantu generasi milenial untuk menghargai dan mengenal budaya dan nilai-nilai dalam negeri mereka. 

Pendidikan ini dapat membantu generasi milenial untuk memahami dan menghargai norma-norma masyarakat dan menjadi lebih peka terhadap isu-isu sosial yang dihadapi masyarakat. Pendidikan Pancasila juga dapat membantu generasi milenial untuk mengembangkan rasa saling menghormati antara orang-orang yang berbeda dan memahami nilai-nilai etika yang berlaku di masyarakat. Pendidikan Pancasila juga dapat membantu generasi milenial untuk membangun kemampuan mereka untuk berpartisipasi aktif dalam masyarakat. 

Pendidikan ini dapat membantu generasi milenial untuk mengembangkan kemampuan berdialog dengan orang lain dan menjadi lebih berdaya untuk mengambil partisipasi dalam proses pembuatan keputusan. Dengan memahami nilai-nilai Pancasila, generasi milenial dapat menjadi lebih berdaya untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat dan menjadi bagian dari pembangunan yang berkelanjutan. 

Pendidikan Pancasila sangat penting bagi generasi milenial karena dapat membantu mereka untuk mengembangkan kemampuan intelektual, moral, dan sosial yang diperlukan untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Pendidikan ini dapat membantu generasi milenial untuk memahami nilai-nilai Pancasila dan mewujudkan tujuan-tujuan yang lebih luas. Dengan demikian, Pendidikan Pancasila merupakan salah satu cara untuk meningkatkan generasi pendidikan milenial dan menciptakan masa depan yang lebih baik.

#SalamBelajar

#SepanjangHayat

#MerdekaBelajat