SELAMAT DATANG DI BLOG GURU PPKN-GURU PEMBELAJAR SEPANJANG HAYAT-BELAJAR BERBAGI-MERDEKA BELAJAR ABAD 21
Guru PPKN Abad 21


1. Bertuhan/berkeyakinan
2. Berkemanusiaan
3. Persatuan
4. Musyawarah/Kerjasama
5. Berkeadilan sosial, Hidup sejahtera,adil,makmur


Tuhan tentu sudah hadir di hati anak-anak kita, dalam perspektif mereka masing-masing. Pendidikan Pancasila yang tepat akan menguatkan kehadiran-Nya. Bukan sekadar berwujud formalitas beragama, tapi dalam wujud spiritualitas dan keyakinan yang mendalam.

Dalam (2 Timotius 3:16)berkata bahwa "Segala tulisan yang diihamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran

Keyakinan dan spiritualitas itu yang akan memudahkan mereka meraih kesuksesan. Begitu pula nilai-nilai lain Pancasila, seperti kemanusiaan,persatuan, berdemokrasi/musyawarah/gotong-royong, hingga nilai keadilan sosial atau kemakmuran/kesejahteraan. Pendidikan Pancasila yang, sekali lagi, tepat, akan membuat nilai-nilai tersebut relevan dengan keperluan mereka buat meraih masa depan yang cemerlang dan beradab.

Lalu seperti apa pendidikan Pancasila "yang tepat" itu? Para pakar sepakat pendidikan perlu melalui tiga pintu: 1.Keteladanan (role modeling,
2.Pembiasaan (conditioning), dan 3.Pengajaran (learning).

Pendidikan Pancasila mengacu pada kaidah itu.

Keteladanan menjadi hal yang utama. Seberapa jauh orang tua, guru, hingga tokoh masyarakat menjadi teladan berpancasila, Seberapa dalam spiritualitas orang tua dan guru, Juga kepedulian mereka kepada sesama, Itu yang pertama kali perlu ditumbuhkan buat menguatkan kepancasilaan setiap anak.

Selanjutnya, wujud pembiasaannya di sekolah, yakni melalui hal-hal sederhana yang menjadi cermin nilai Pancasila, seperti pembiasaan untuk berdoa, Salam, mengucap "maaf", "terima kasih", dan "tolong menolong". Juga pembiasaan untuk, disiplin dan menjaga kebersihan.

Keteladanan dan pembiasaan adalah pendekatan yang paling diperlukan untuk pengajaran Pancasila. Ketika keduanya berjalan baik, 80 persen pengajaran Pancasila sudah selesai. Selebihnya dapat diperoleh dari jalan lain, termasuk pengalaman hidup.

Masih perlukah pelajaran Pancasila...

 Pelajaran akan melengkapinya. Pelajaran yang tentu perlu berbeda dengan pelajaran lain, bukan semata tema/topiknya. Lebih dari itu adalah karakter materinya.

Pelajaran umumnya mengenai ilmu pengetahuan, dari kurikulum hingga metode pembelajaran yang mendorong penilaian yang terukur. Namun Pancasila bukan ilmu. Pancasila adalah pengetahuan yang menitikberatkan pada NILAI. dan Perlu pembelajaran yang sangat menarik agar nilai dapat tertanam.

Menarik. Ya, itu kata kuncinya. Bagi generasi Z dan generasi Alpha, menarik adalah keharusan. Mereka menolak pembelajaran formal dan normatif. Model pembelajaran begitu hanya akan mengapatiskan mereka. Sebaliknya, pembelajaran menarik akan membuat mereka antusias.

Dapatkah Pancasila menjadi pelajaran yang akan membuat mereka antusias...

 Itu tantangannya. Jika bisa, Pancasila akan melejitkan generasi MILINEAL buat menaklukkan masa depan. Meski tampak suka bermain, generasi ini punya potensi luar biasa, lebih dari pendahulunya. Tinggal bagaimana kita membangkitkannya.
Guru PPKN Abad 21

 https//umbukuta.blogspot.com
Peserta BIMTEK Karya Ilmiah- Hotel Pelita Waikabubak
Pendidikan dan pelatihan karya ilmiah untuk Guru dan tenaga kependidikan jenjang SD-SMP kabupaten Sumba Tengah, digiatkan sebagai wadah peningkatan pembelajaran yang lebih baik sekaligus untuk peningkatan mutu serta kompetensi pendidik sehingga dapat bermuara pada peningkatan mutu dan rasa tanggungjawab pendidikan demi generasi bangsa yang akan datang.

Kegiatan ini dihadiri 100 orang peserta yang terdiri dari guru guru tingkat SD maupun SMP dengan bimbingan widyaswara (WI) dari LPMP provinsi NTT dan instruktur kabupaten sumba tengah.
  1. Ibu Rosmiti Uli - (Wi) LPM Prov NTT
  2. Rahmad Aman -(Wi) LPM Prov NTT
  3. Daud Milla Dasalaku - Instruktur pendamping Kabupaten
  4. Martinus M. Palanga. Instruktur Pendamping Kabupaten
Pada kesempatan pertama dihari pertama Bapak Dominggus Sili Wunu selaku kabid SD Dinas pendidikan kabupaten sumba tengah mewakili Bapak kepala dinas pendidikan yang saat itu berhalangan hadir karena satu alasan, sehingga kegiatan ini dibuka dan diresmikan oleh bapak Dominggus Sili wunu,S.Pd.

Pada kesempatan yang sama beliu sempatmenyampaikan beberapa hal alasan mengapa kami selaku dinas pendidikan selalu menggalang/mengiatkan berbagai kegiatan yang berkaitan denganpeningkatan kinerja guru khususnya di sumba tengah sebab pemerintah sumba tengah benar benar serius dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya di kabupaten sumba tengah, untuk itu perlu belajar untuk kita terus meningkatkan mutu pendidikan secara serius demi generasi kita khususnya generasi TANA WAIKANENA LOKU WAIKALA.
beliu juga menyampaikan bahwa tingkat pendidikan kita masih sangat rendah bahkan menjadi peringkat terakhir baik tingkat provinsi maupun nasional, sempat ia keluhkan bahwa guru guru kita bukannya tidak bisa atau tidak mampu bersaing tapi kurangnya keseriusan dalam hal belajar atau peningkatan kompetensi untuk belajar serius.

Ia mencontohkan bahwa dalam seleksi pemilihan guru berprestasi tahun 2019 hampir 100% tidak ada yang mau ikut berkompetisi, untuk itu Ia berharap dengan adanyaya kegiatan ini mutu pendidikan kita disumba tengah semakin baik dan membawa pengaruh perubahan yang lebih baik, hingga tahun tahun yang akan datang bisa berkompetisi di kanca nasional.

Kegiatan ini juga sejalan dengan perintah konstitusi yakni PermenPAN- RB No 16 Tahun 2009 tentang tentang jabatan fungsional guru yang mensyaratkan bahwa guru harus melakukan penelitian tindakan kelas sebagai syarat guru untuk kenaikan pangkat.

Selama empat hari kegiatan berlangsung  dimana peserta yang dibagi kedalam 2 kelas dengan didampingi para pengajar senior yang sudah teruji, peserta dibimbing untuk belajar serta mengkaji berbagai ilmu yang berkaitan dengan karya ilmiah hingga pada nantinya dapat terimplementasi ke lapangan sebagai wujud pengembangan kompetensi dibidang pendidikan untuk memperbaiki segala proses pembelajaran yang dihadapi dilapangan.

Untuk itu manfaatkanlah kesempatan ini dengan sebaik baiknya untukbelajar dengan giat dan tekun sehingga bisa membawa ilmu untuk proses yang lebih baik.

Terimah kasih kepada
1. Bapak Bupati Sumba Tengah
2. Dinas Pendidikan Sumba Tengah
3. Para pembimbing (WI) LPMP Prov NTT
4. Para pembimbing Kab Sumba Tengah.
5.Panita Pelaksana kegiatan
5.Rekan-Rekan pesertaGuru2 Sumba Tengah.


Waikabubak,02 September 2019-Hotel Pelita


Guru PPKN Abad 21







Asalammu-Alaikum-Warahmatulahi-Wabarukatu
Om Swastyastu
Namo Budhaya
Salam Sejahtera
Syalom

Selamat Pagi.....
Salam Kemerdekaan...
MERDEKA.....MERDEKA....MERDEKA.....

Yang saya hormati : Bapak Kepala SMPN 2 Umbu Ratu Nggay Barat
Yang saya hormati bapak/ibu guru SMPN 2 Umbu Ratu Nggya Barat
Yang saya hormati staf/pegawai SMPN 2 Umbu Ratu Nggay Barat
Yang saya kasihi anak-anaku-peserta didik SMPN 2 Umbu Ratu Nggay Barat
Singkatnya hadirin yang saya banggakan.

Pertama-tama marilah kita panjatkan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas perkenan dan perlindunganNya hingga kita dapat hadir dan bertemu ditempat ini untuk melaksanakan upacara dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke 74 Tahun Republik Indonesia dalam keadaan sehat walafiat.

Hadirin yang saya banggakan

Negara kita merayakan kemerdekaan yang ke 74 Tahun ini bukanlah hal yang mudah seperti membalikan telapak tangan atau kemerdekaan ini bukan merupakan hadiah dari bangsa lain. Tapi kemerdekaan yang kita rayakan ini adalah sebuah proses yang panjang hingga dalam meraihnya pun banyak pengorbanan yang dikorbankan bahkan sampai titik darah penghabisan.

“Lebih baik  mati dari pada  hidup terjajah” yang merupakan semboyan pejuang Indonesia dalam menghadapi penjajah. Lebih dari 350  tahun bangsa kita terjajah tak sedikit harta, nyawa dan keluarga yang mereka korbankan demi memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini.
Perang terjadi di seluruh daerah di Indonesia. Anak kecil, wanita,orang tua menjadi korban. Tapi hal tersebut tak menyurutkan niat para pahlawan untuk terus berjuang.  Jum’at 17 Agustus 1945 pada bulan Ramadhan, Indonesia memproklamirkan kemerdekaan kepada dunia. Dengan upacara sederhana dan pengibaran Sang Saka Merah Putih hasil jahitan Ibu  Fatmawati merupakan simbol bahwa Indonesia telah bebas dari belenggu penjajah.
Setelah 74 tahun kemerdekaan kita raih, sudah sepatutnya sebagai penerus perjuangan bangsa untuk memperingati, mengingat dan melanjutkan perjuangan para pahlawan. Tak perlu berperang secara fisik, banyak hal yang bisa kita lakukan untuk melanjutkan cita-cita pahlawan dalam mewujudkan Indonesia yang merdeka dari penjajah baik itu dari luar maupun penjajah dari dalam berupa kemiskinan, kebodohan, kemalasan, egoisme, masalah kesehatan, lingkungan dan lain sebagainya.
Salah satu hal yang ingin kita wujudkan dalam meneruskan cita-cita pahlawan tersebut adalah dengan mengajak  warga sekolah dan masyarakat untuk sadar akan pentingnya membangun pendidikan karakter bangsa yang bermutu, unggul, religius,bekerja sama,  bermartabat serta peduli pada lingkungan dan  sesama. Hal ini sebagaimana tertuang dalam visi dam misi SMPN 2 Umbu Ratu Nggay Barat.
Dalam menyongsong era industri 4.0 dengan membangun sumber daya manusia untuk Indonesia unggul tidak lain adalah dengan melalui pendidikan. Dengan pendidikan yang berpegang teguh pada pedoman/dasar yang telah diletakkan oleh para pendiri bangsa harusnya kita sudah sadar dengan mata terbuka untuk melihat perkembagan dunia yang semakin pesat. untuk itu sudahkah kita puas dengan apa  sudahkita  kerjakan dan yang sudah kita raih sekarang? Bukankah bangsa ini masih berjuang dan membutuhkan generasi-generasi yang unggul, kuat, berkarakter, religius, dan bermartabat untuk siap dalam menyongsong era milineal 2045.
SMPN 2 Umbu Ratu Nggay Barat  yang menjadi bagian tak terpisahkan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki tanggungjawab  untuk membangun bangsa yang kita cintai ini, hingga tercipta generasi TANA WAIKANENA LOKU WAIKALALA yang unggul, religius, bermartabat dan berkarakter sehingga dapat diandalkan pada masa yang akan datang dalam menghadapi era global.
Mari sebagai anak bangsa dan generasi penerus bangsa, bersama-sama bekerja dengan hati dalam mengisi kemerdekaan ini sehingga tidak ada lagi penjajahan masa kini. Saatnya  kita bangkit untuk memberantas segala macam jenis penjajahan masa kini seperti, kemalasan, kebodohan, egoisme, acuh tak acuh, ketidakdisiplin, sombong, tidak menghargai, tidak toleran, dan lain sebagainya.
Mari kita bangkit bersama membangun sumber daya manusia yang unggul untuk Indonesia maju.  Mari  maju bersama mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia. Mari bergandengan tangan menuju indonesia  yang kuat. Mari  melangkah bersama untuk meraih cita-cita.
Kiranya Tuhan yang adalah sumber kemerdekaan, senantiasa memberikan kita kesehatan, akal budi dan kekuatan untuk meraih semuanya itu.
Belajar sepanjang hayat- Pengabdian tanpa batas, SDM Unggul - Indonesia Maju.
Sekian ......
Wasalam Alaikum-Waruhmatulahi-Wabarukatu...
Om Shanty-Shanty Om
Namo Budhaya
Salam Sejahtera
Syalom





Amanant Disusun Oleh: Oktavianus Umbu Kuta,S.Pd.Gr
Amanat disampaikan Oleh: Jupriadi Jongu Pari, S.Pd. - Sebagai pembina Upacara dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan ke-74 Tahun Republik Indonesia-SMP Negeri 2 Umbu Ratu Nggay Barat Hari Sabtu 17 Agustus Tahun 2019
bertempat Di Manggewar-Desa Sambali Loku-Kec Umbu Ratu Nggay Barat-Kab Sumba Tengah-NTT
Guru PPKN Abad 21
Peran guru kini dituntut lebih dari sekadar sumber informasi. Pasalnya, di era digital sekarang ini para siswa telah memiliki akses informasi yang sangat luas. Peran pendidik seperti yang pernah disampaikan oleh Ki Hadjar Dewantara masih sangat relevan dalam menghadapi era industri 4.0

peran guru di sekolah dapat dilakukan? Setidaknya ada 5 peran guru yang harus dikuatkan dalam Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Seperti yang SekolahDasar.Net kutip dari akun resmi instagram Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), inilah peran guru masa kini:

1. Pengajar
Guru mampu menyampaikan mata pelajaran agar dimengerti dan di dipahami oleh siswa.

2. Katalisator
Guru diharapkan mampu untuk mengindentifikasi, menggali dan mengoptimalkan potensi anak didik.

3. 'Penjaga gawang'
Guru membantu anak didik untuk mampu menyaring pengaruh-pengaruh negatif yang ada di lingkungan, termasuk di dunia maya.

4. Fasilitator
Guru membantu siswa menjadi subyek dalam proses pembelajaran, menjadi teman diskusi dan juga bertukar pikiran.

5. Penghubung
Guru mampu menghubungkan anak didik dengan sumber-sumber yang beragam, baik di dalam maupun di luar sekolah.

Dengan peran ini, diharapkan nantinya guru mampu menyiapkan anak didik untuk memiliki kecakapan abad 21, yakni 4C: Critical Thinking (berpikir kritis dan analitis), Creative and Innovative (kreatif dan inovatif), Communicative (komunikatif), dan Collaborative (kolaboratif).

Guru merupakan salah satu kunci kesuksesan pendidikan penguatan karakter (PPK). Hal ini dikatakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy. Oleh sebab itu, beban kerja guru harus diatur sedemikian rupa sehingga selain bisa memenuhi kewajiban sertifikasi juga menjadi pihak yang harus bisa membangun sinergi  "Tripusat itu adalah sekolah, masyarakat dan keluarga. Guru harus mampu menjadikannya beririsan satu sama lain sehingga siswa terbentuk karakternya tidak hanya dari jam tatap muka di kelas saja, tetapi juga dengan lingkungan dan masyarakat," kata Mendikbud yang SekolahDasar.Net kutip dari JPNN  (11/07/17).

Dalam PPK, guru harus mampu mengolah situasi agar siswa memiliki 4C. Yakni, critical thinking, communication skill, creativity and innovation, serta collaboration. Pentingnya penguasaan 4C  sebagai sarana meraih kesuksesan, khususnya di abad 21, abad di mana dunia berkembang dengan sangat cepat dan dinamis.

"Untuk itu pembelajaran tidak hanya mengandalkan kelas. Guru harus bisa mengajak siswa lebih aktif, memecahkan masalah, bekerja dalam tim, saling menghormati dan menghargai," kata Guru Besar Universitas Negeri Malang ini saat di Mataram.

Ia menyebutkan, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah sebagai pintu masuk penerapan PPK melalui pengaturan jam kerja guru. Diharapkan aktivitas belajar siswa tidak membosankan karena dilakukan di kelas saja, tapi lebih menyenangkan karena melalui beragam metode yang dikelola guru.

4 TANTANGAN


JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia sebagai negara berpenduduk terbesar ke-4 dunia selayaknya memanfaatkan keunggulan komparatif tersebut.

Terlebih lagi, negara ini memiliki jumlah penduduk muda yang besar. Badan Pusat Statistik mencatat, paling tidak 40 persen dari 260 juta penduduk Indonesia merupakan generasi milenial.

Besarnya populasi muda tersebut menimbulkan situasi yang dikenal sebagai bonus demografi.

"Bila ingin memetik keuntungan dari bonus demografi, kita perlu mendongkrak kualitas sumber daya manusia sejak saat ini. Pendidikannya paling tidak mesti setara SMA atau SMK," ujar Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan  dan Kebudayaan Supriano dalam Lokakarya Nasional dalam Rangka Hari Guru Sedunia 2018, di Jakarta, Selasa (2/10/2018).

Dalam rangka mengangkat kualitas penduduk Tanah Air, ucap Supriano, peran guru sebagai ujung tombak pendidikan juga mesti ditingkatkan.

Sebab, sedikitnya ada empat tantangan pendidikan yang mesti dihadapi guru zaman sekarang. Aspek-aspek itu adalah:

1. Revolusi industri 4.0

Pengaruh teknologi digital semakin menyatu dengan hidup manusia. Itulah esensi dari revolusi industri 4.0 saat ini. Segala sesuatunya mulai melekat dengan penggunaan internet (internet of things).

"Kondisi tersebut menimbulkan potensi hilangnya sejumlah pekerjaan di masa depan. Inilah yang mesti disiapkan guru terhadap anak muridnya sejak dini," kata Supriano.

2. Globalisasi

Kompetisi antarnegara diyakini bakal semakin trengginas dalam beberapa waktu ke depan.


Saat ini saja, Indonesia beserta negara Asia Tenggara telah menyatu dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Persaingan global tersebut dipandang Supriano membuat peningkatan kualitas guru menjadi suatu keniscayaan. Dengan begitu, kompetensi anak didik pun bisa semakin baik.

3. Kebutuhan domestik

Indonesia sebagai negara yang ekonominya tengah berkembang membutuhkan pasokan sumber daya manusia yang banyak pula.

Nah, agar ekonomi suatu negara kuat tentunya dibutuhkan keandalan dari para penduduknya.

"Kita mau tak mau mesti mencetak generasi-generasi unggul di masa mendatang," tutur Supriano.

4. Bertumbuhnya generasi milenial

Besarnya penduduk muda Indonesia dipandang sebagai suatu tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan.

Pola-pola pengajaran monoton selayaknya mulai ditinggalkan. Sebab, generasi milenial lazimnya cepat jenuh dan menyukai kegiatan dinamis.

"Apalagi media sosial makin berkembang di kalangan generasi milenial. Inilah tantangan bagi guru dan dunia pendidikan Indonesia saat ini," tuntas Supriano.