SELAMAT DATANG DI BLOG GURU PPKN-GURU PEMBELAJAR SEPANJANG HAYAT-BELAJAR BERBAGI-MERDEKA BELAJAR ABAD 21
Guru PPKN Abad 21
SALAM BELAJAR - Dalam kesempatan yang baik ini, saya mencoba kembali untuk belajar dan mengingat seputar Kurikulum 2013 yakni mengenai kriteria ketuntasan belajar, kriteria kenaikan kelas, kriteria kelulusan, dan ekstrakurikuler pada Kurikulum 2013 selengkapnya sebagai berikut :

A. KETUNTASAN BELAJAR
  1. KD pada KI-3 dan KI-4 Belum Tuntas = < 2.66 ==> Remedial.
  2. KD pada KI-3 dan KI-4 Tuntas = > 2.66 ==> Melanjutkan.
  3. KD pada KI-3 dan KI-4 Belum Tuntas = 75 % siswa ==> Remedial Klasikal.
  4. KD pada KI-1 dan KI-2 Tuntas = BAIK ==>.
  5. KD pada KI-1 dan KI-2 Belum Tuntas = Cukup/Kurang ==> Pembinaan Holistik
B.     KRITERIA KENAIKAN KELAS

Kriteria kenaikan kelas ditentukan oleh satuan pendidikan, dengan ketentuan minimal :
  1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun pelajaran yang diikuti.
  2. Mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan, minimal sama dengan KKM.
  3. Mencapai nilai sikap untuk semua mata pelajaran minimal baik.
  4. Tuntas untuk mata pelajaran PAK dan PPKn.
  5. Tidak lebih dari tiga mata pelajaran memperoleh nilai kompetensi tidak tuntas.
  6. Kehadiran disekolah minimal 75%  dari jumlah hari efektif.
  7. Memperoleh nilai B ( Baik ) pada kegiatan ekstrakurikuler.

C.      KRITERIA KELULUSAN
  1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
  2. Memperoleh nilai sikap minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran.
  3. Tidak memiliki nilai tidak tuntas untuk mata pelajaran PAK dan PPKN pada USBN Atau US.
  4. Mengikuti Ujian Nasional.

D.     EKSTRAKURIKULER
  • Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai memuaskan pada kegiatan ekstrakurikuler wajib pada setiap semester. Nilai yang diperoleh pada kegiatan ekstrakurikuler wajib berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta didik, Nilai di bawah memuaskan dalam dua semester atau satu tahun memberikan sanksi bahwa peserta didik tersebut harus mengikuti program khusus yang diselenggarakan bagi mereka.
  • Persyaratan demikian tidak dikenakan bagi peserta didik yang mengikuti program ekstrakurikuler pilihan. Meskipun demikian, penilaian tetap diberikan dan dinyatakan dalam buku rapor. Penilaian didasarkan atas keikutsertaan dan prestasi peserta didik dalam suatu kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti. Hanya nilai memuaskan atau di atasnya yang dicantumkan dalam buku rapor. 

  E. SYARAT LULUS & NAIK KELAS MASA                 PANDEMI.

Pada poin ke 3 dalam SE tersebut, disebutkan beberapa syarat kelulusan sekolah dari satuan / program pendidikan, di antaranya:

  • Menyelesaikan program pembelajaran di masa pandemi Covid-19 yang dibuktikan dengan rapor tiap semester.
  • Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik, dan
  • Mengikuti ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan

Dalam poin 4, syarat kelulusan tersebut dilaksanakan dalam bentuk:

  • Portfolio berupa evaluasi atas nilai rapor, nilai sikap/perilaku dan prestasi yang diperoleh sebelumnya (penghargaan, hasil perlombaan dan sebagainya)PenugasanTes secara luring dan daring dan/atau Bentuk kegiatan penilaian lain yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
F. SYARAT NAIK KELAS MASA PANDEMI

Di poin 7 dalam SE tersebut, terdapat syarat ujian akhir semester untuk kenaikan kelas 2021 yang harus dipenuhi siswa-siswi, antara lain:

  • Portofolio berupa evaluasi atas nilai rapor, nilai sikap / perilaku, dan prestasi yang diperoleh sebelumnya (penghargaan, hasil perlombaan, dan sebagainya).PenugasanTes secara luring atau daring dan/atau Bentuk kegiatan penilaian lain yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
G. PPDB 2020/2021

Sumber: 
  • Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam masa darurat penyebaran virus corona.
  • Surat edaran mendikbud No 1 Tahun 2021 tentang peniadaan UN-Ujian Kesetaraan.
  • SE Mendikbud Nomor 3 Tahun 2021 Tentang Pelaksanaan PPDB 2021 Tahun Ajar 2021/2022.
Guru PPKN Abad 21


Pancasila merupakan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

Istilah Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta dengan dua suku kata yakni pañca dan śīla .

Pañca artinya “lima”, sedangkan śīla bermakna “prinsip” atau “asas”.

Dalam Pancasila tersebut terdapat butir-butir pengamalan dari sila pertama hingga kelima.

Butir butir Pancasila menjelaskan substansi dari setiap sila Pancasila sebagai upaya melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Butir Butir pengamalan Pancasila pertama kali diatur melalui Ketetapan MPR No.II/MPR/1978.

Setelah era reformasi, butir butir Pancasila disesuaikan berdasarkan Ketetapan MPR No. I/MPR/2003.

Berikut 45 butir Pancasila dan pengamalannya.

45 Butir Pancasila dan Pengamalannya 

1. Ketuhanan yang Maha Esa

  1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaanya dan ketaqwaanya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
  3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
  6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaanya masing masing.
  7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
 2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
  1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
  3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
  4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
  5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
  6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
  7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
  8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
  9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
  10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
3. Persatuan Indonesia
  1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
  2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
  3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
  4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
  5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
  6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
  7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
  1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
  2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
  3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
  4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
  5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
  6. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
  7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
  8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
  9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
  10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
 5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
  1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan  kegotongroyongan.
  2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
  3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
  4. Menghormati hak orang lain.
  5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
  6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
  7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
  8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
  9. Suka bekerja keras.
  10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
  11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
#Belajar Sepanjang Hayat
#Merdeka Belajar
#Pelajar Pancasila
#Human Learning
#Indonesia Maju
#Salam Pancasila-Salam Sehat