Bangkit Dari Keterpurukan
“Dan
seketika itu juga bangunlah ia, di depan mereka, lalu mengangkat tempat
tidurnya dan pulang ke rumahnya sambil memuliakan Allah.” (Lukas 5:25)
Ada kabar
baik buat kita hari ini. Saat sedang mengalami kehidupan kurang menyenangkan,
belajar untuk berpikir dan bertindak bijak. Artinya jangan pernah mencoba untuk
menghindar apalagi lari dari tanggung jawab. Penyembuhan seorang lumpuh seperti
yang ditulis dalam Lukas 5:17-26 adalah wujud nyata dari campur tangan Tuhan.
Tuhan melihat iman dan usaha dari orang lumpuh yang memohon kesembuhan. Mujizat
terjadi, orang lumpuh tersebut bangkit dan berjalan.
Selama hidup di dunia akan selalu diperhadapkan dengan berbagai jenis
tantangan. Beragam tantangan yang melumpuhkan semangat dan tenaga kita untuk
berjuang meraih kemenangan. Tuhan yang akan menolong dan membangkitkan kita
dari segala keterpurukan.
Baca Lukas 5:17-26
Jatuh itu Perlu
Ada
kalanya Tuhan mengizinkan peristiwa buruk, konflik, dan pengalaman buruk
lainnya terjadi. Meski demikian, sering kali kita beranggapan setiap peristiwa
buruk yang terjadi adalah karena iblis. Banyak orang berpendapat bahwa Tuhan
tidak mungkin tega memberikan anak-anakNya pencobaan dan ujian. Dalam Roma 8 :
28 dikatakan,
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala
sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi
mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”
Ya,
segala sesuatu di sini adalah termasuk peristiwa buruk yang kita alami. Di
kalimat berikutnya diperjelas, untuk mendatangkan kebaikan. Jadi jelas bukan
hal buruk tersebut yang penting, tapi apa yang selanjutnya terjadi, itulah yang
paling utama. Tetapi perlu kita ketahui, tidak semua orang bisa mendapatkannya,
hanya mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai
dengan rencana Allah. Mungkin saat ini anda bertanya, mengapa Tuhan mengizinkan
kita jatuh meskipun kita sudah hidup sesuai perintahNya? Inilah yang harus kita
tahu, bahwa itu adalah untuk mendatangkan kebaikan! Maksudnya ketika peristiwa
buruk sedang melanda kehidupan kita, jangan pernah menyerah. Pegang salibNya,
minta Tuhan menopang kita agar kita dapat kembali bangkit, jangan sebaliknya
meragukan dan menyalahkan Tuhan atas keterpurukan kita.tapi biarlah hal
teraebut justru membuat kita semakin kuat di dalam Dia.
“Iman
adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala
sesuatu yang tidak kita lihat.” Ibrani 11:1
Sebagai umat Kristen kita diminta untuk dapat
melihat segala sesuatu dengan “kacamata” Allah. Dengan melihat segalanya dari
sudut pandang Tuhan, maka kita dapat mengerti apa yang sedang terjadi dalam
hidup kita. Tidak ada segala sesuatu yang terjadi tanpa seijin Tuhan. Dan tidak
ada sesuatu terjadi hanya kebetulan saja. Tuhan selalu punya rencana dalam
setiap hal yang kita alami. Dan Dia selalu menyediakan yang terbaik bagi hidup
kita.
Tetapi tidak demikian yang terjadi dalam banyak
kehidupan umat Kristen. Banyak yang selalu protes akan apa yang sedang mereka
alami. Timbul berbagai pertanyaan mengapa hal ini terjadi, mengapa hal itu
terjadi, mengapa Tuhan ijinkan semuanya dan masih banyak lagi pertanyaan yang
muncul ketika segalanya tidak berjalan seperti yang kita harapkan.
Dalam keadaan seperti ini kita seakan hanya dapat
melihat ada tembok besar yang menghalangi langkah hidup kita. Tidak ada jalan
keluar lagi dan segalanya sudah menjadi berantakan. Kita tidak mengerti bahwa
sebenarnya ada berkat yang Tuhan sediakan di balik tembok tersebut. Kita harus
mengalami terobosan agar dapat meraih berkat yang telah tersedia.
Lalu bagaimana kita dapat mengalami terobosan dan
melihat bahwa Tuhan telah menyediakan yang terbaik bagi hidup kita?
1.
Melihat Dengan Mata Iman
“Karena iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk
menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia,
yang memberikan janji itu setia.” Ibrani 11:11
Abraham sadar bahwa secara fisik dia dan istrinya
sudah tidak mungkin lagi memiliki anak, karena sudah lanjut usia. Tetapi dia
belajar melihat dengan mata imannya bahwa Tuhan sanggup menggenapi apa yang
telah dijanjikanNya. Dan Tuhan tidak lalai menepati janjiNya kepada Abraham
untuk memberikan seorang anak.
Abraham mengandalkan imannya untuk melihat apa yang
Tuhan sediakan jauh di depannya, sehingga ia memperoleh apa yang telah
dijanjikan kepadanya.
2.
Bangkit Dari Keterpurukan
“Maka bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh
kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya
sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.” 1 Raja-raja 19:8
Setelah mengalahkan empat ratus lima puluh orang
nabi-nabi baal, Nabi Elia mendapatkan ancaman oleh Izebel. Izebel sangat marah
atas perbuatan Elia dan ingin membalasnya. Elia menjadi sangat ketakutan dan
kabur ke padang gurun. Di sana ia merasa putus asa dan ingin mengakhiri
hidupnya. Tetapi Tuhan mengirimkan malaikatNya untuk menolong dia. Tuhan
menyampaikan pesanNya agar Elia bangun dan bangkit dari keterpurukannya. Dia
menyelesaikan tugas-tugas besar yang Tuhan sediakan baginya. Dia tidak mau
terintim
Menyadari apa yang Tuhan sediakan di balik setiap
masalah yang kita alami tidaklah cukup. Kita harus bangkit dari keterpurukan.
Kita harus bangkit dari kesedihan, kekecewaan, sakit hati dan keputus-asaan
yang kita alami.
Lepaskan dan tinggalkan segala perasaan tersebut,
bangun dan bangkit untuk meraih berkat yang Tuhan sediakan bagi kita. Ada
perkara besar yang telah Tuhan sediakan bagi kita yang mau bangkit.
3.
Raih Janji Tuhan Dengan Iman
“dan berkata kepada segenap umat Israel: “Negeri
yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya. Jika TUHAN
berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan
memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan
madunya.” Bilangan 14:7-8
Ketika Bangsa Israel akan memasuki Tanah Perjanjian,
mereka mengirim dua belas orang pengintai untuk melihat keadaan di sana.
Setelah mengintai, sepuluh orang mengatakan bahwa negeri tersebut diduduki oleh
para raksasa, dan tidak mungkin dapat dikalahkan (Bilangan 13:32-33). Hanya dua
orang pengintai, yaitu Yosua dan Kaleb, yang tetap berkeyakinan bahwa Tuhan
pasti akan membawa mereka masuk ke Tanah Perjanjian dan merebutnya dari tangan
musuh.
Tuhan telah menyediakan berkatNya bagi kita. Walau
demikian ada rintangan-rintangan yang memang harus kita lalui. Tidak sedikit
dari rintangan tersebut yang membawa kita kepada duka. Tetapi Tuhan selalu
memberikan yang terbaik bagi kita.
Bangsa Israel dibawa berputar-putar di padang gurun
selama 40 tahun bukanlah tanpa maksud. Tuhan mengajar banyak hal kepada Bangsa
Israel. Demikian pula dengan kehidupan kita. Tuhan sedang mengajar kita dalam
berbagai masalah yang kita hadapi. Tuhan ingin agar kita dapat terus melihat
janjiNya dan percaya bahwa Dia akan memberikannya kepada kita. Dan Tuhan ingin
agar kita pergi meraih janji yang telah disediakan tersebut.
Jangan takut akan berbagai rintangan yang ada.
Percayalah bahwa tangan Tuhan akan menuntun kita kepada kemenangan. Yakinlah
bahwa Tuhan selalu menolong kita. Lihat janji Tuhan dengan mata iman, bangkit
dari keterpurukan dan raih janji Tuhan dengan iman. Haleluya!
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam
segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia,
yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Roma 8:28
ARTI SEBUAH SUKSES…!!!
Siapa yang tidak menginginkan sebuah keseuksesan?
Pertanyaan-pertanyaan
diatas tentu tidak lagi asing terdengar ditelinga kita bukan? Dan tentu semua
orang akan memimpikan hal demikian untuk mendapatkannya,tetapi tahukah arti
sebuah kesuksesan itu? Yang sering kita perjuangkan.ya tentu akan banyak versi
yang berbeda menurut pandangan setiap orang.
Banyak orang
mengartikan sebuah kesuksesan adalah sesuatu apa yang ia raih atau dapatkan
tetapi jarang sekali kita menyadarinya bahwa hal itu hanyalah sesuatu yang semu
yang hanya memberikan kepuasaan sesaat dan lambat laun akan kita lupakan dan
lenyap.
Bagi saya pribadi
sebuah kesuksesan bukanlah hal demikian sebagaimana yang orang-orang
defenisikan tentang sukses itu,bagi saya dan menurut kacamata saya pribadi saya
selalu melihatnya secara sederhana bahwa kesuksesan adalah sesuatu yang sangat
berharga dan tak akan pernah terlupakan dan sangat memberi manfaat yang sangat
besar bagi semua orang atau sesame yakni: “Kesuksesan adalah kebaikan yang kita
lakukan yang selalu terpancar dari lubuk hati yang tlus tanpa mengenal batas”
Berikut beberapa
kesuksesan yang saya rangkum menurut pandangan saya dan anda termasuk dalam
kategori sukses yang mana.
- Sukses karena materi
- Sukses karena motivasi
- Sukses karena kerja keras
- Sukses karena mimpi
- Sukses karena relasi
- Sukses karena pengorbanan
- Sukses karena baik hati
- Sukses karena peluang
- Sukses karena penindasan/kekuatan/kekuasaan
- Sukses karena kecerdasan
- Sukses karena pengasihan, ATAU
- Sukses karena Iman
Berkat
Tuhan
Berkat Tuhanlah yang
menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.(Amzal
10:22) berkat dan keberhasilan menurut standard firman Tuhan hanya diperoleh
dari Tuhan, yaitu penyertaan Tuhan atas orang-orang yang dikasihinya.
Yesus tidak pernah
menjanjikan hidup yang bebas dari masalah,tetapi Yesus berkata bahwa jika kita
dicobai Dia akan memberi jalan keluar, (I Kor 10:13) dan tentu saja tidak ada
himbauan untuk berpangku tangan tanpa melakukan apapun dan hanya menanti berkat Tuhan.Rasul Paulus
memberi peringatan keras kepada kita yang tidak mau bekerja “ Sebab
juga waktu kami berada diantara kamu,kami memberi peringatan ini kepada kamu:
jika seorang tidak mau bekerja,jangan ia makan. Kami katakana ini karena kami dengar,
bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja,melainkan sibuk
dengan hal-hal yang tidak berguna, (2 Tesalonika 3:10-11)
“Lihatlah, yang
kuanggap baik dan tepat ialah, kalau orang makan dan minum dan bersenang-senang
dalam segala usaha yang dilakukan dengan jerih payah dibawah matahari selama
hidup yang pendek, yang dikaruniakan Allah kepadanya,sebab itulah bahagiannya.
Setiap orang yang dikarunia Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk
menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersuka cita dalam jerih
payahnya juga itupun karunia Allah” (Pengkhotbah 5:17-18)
Sebelum kembali ke surga,
Yesus mengingatkan kepada murid-muridNya “Dalam dunia kamu menderita
penganiayaan,tetapi kuatkanlah hatimu,Aku telah mengalahkan dunia” (Yoh
16:33) Raja Daud dalam Mazmurnya mengungkapkan “Tuhan adalah gembalaku,takan
kekurangan aku” artinya, janji-janji Tuhan tidak perlu diburu,Dia telah
memberikannya kepada kita.seperti kawanan domba,mereka tidak perlu menghawatirkan
apa yang akan mereka makan.meraka hanya percaya dan bersandar sepenuhnya kepada
gembala mereka yang akan menuntun ke
padang rumput yang hijau pada waktunya.Demikian juga kita sebagai ahli waris
kerajaan sorga semua yang telah
diberikan oleh Bapak Kepada Yesus menjadi milik kita juga, Yesaya mengatakan “
Pada waktu itu engkau akan heran melihat dan berserk-seri, engkau akan
tercengang dan akan berbesar hati, sebab kelimpahan dari seberang laut akan
beralih kepadamu,dan kekayaan bangsa-bangsa akan datang kepadamu”
(Yesaya 60:5) Janji Tuhan kepada Orang yang mencintai Dia, melakukan hukum-hukum-Nya
dan merenungkannya siang dan malam adalah….”Apa saja yang perbuatnya berhasil
(Mazmur 1:3) Tuhan tidak pernah gagal “Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan
kebenarannya,maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Matius 6:33).
Pemikiran manusia
memang terbatas,terkadang kita melihat luarnya saja,tetapi Tuhan melihat hati,
Tuhan sendiri juga berkata “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu,dan
jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan.Seperti tingginya langit
dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari
rancanganmu” (Yesaya 55:8-9)
“Aku tidak akan
meninggalkan kamu sebagai yatim piatu” (Yohanes
14:18)”
Dan semua apa yang kita
raih adalah “Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan,melainkan dengan
roh-Ku,Firman Tuhan semesta alam” (Zakaria 4:6)
Raja Salomo yang
terkenal sebagai orang yang paling bijaksana yang pernah hidup dibumi justru
menasehati supaya: “Berpeganglah pada didikan, janganlah melepaskannya, peliharalah dia,
karena dialah hidupmu” (Amzal 4:13)
“Hai anakku, janganlah
engkau menolak didikan Tuhan,dan janganlah engkau bosan akan
peringatan-Nya.karena Tuhan memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya,seperti
seorang ayah kepada seorang anak yang disayangi.” (Amzal
3:11-12)
“Firman itu telah
menjadi manusia dan diam diantara kita dan kita telah melihat kemuliaanNya yang
diberikan kepadaNya sebagai anak tunggal Bapak
penuh kasih karunia dan kenenaran” (Yohanes 1:14)
“Karena itu Aku berkata
kepadamu: janganlah khawatir akan hidupmu,akan apa yang hendak kamu makan atu
minum,dan janganlah khawatir pula akan tubuhmu,akan apa yang hendak kamu
paka.Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan dan tubuh itu lebih
penting daripada pakaian?....sebab itu janganlah kamu khawatir dan berkata: apakah yang akan kami makan?
Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan. Akan tetapi Bapakmu yang disorga tahu,
memerlukan semuanya itu.tetapi carilah dahulukerajaan Allah dan
kebenarannya,maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
(Matius 6:25, 31-33)
“sebab Aku ini
mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu,demikianlah
firman Tuhan,yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan
kecelakaan,untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan”
(Yeremia 29:11)
Tunduk Kepada
pemerintah: Titus 3:1. 1 petrus 2:13-16 Roma 13:1-7
“Janganlah ingat-ingat
hal-hal yang dahulu,dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala!
Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru,yang sekarang sudah tumbuh,belumkah
kamu mengetahuinya? Ya,Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan
susngai-sungai di padang belantar. Binatang hutan akan memuliakan Aku,serigala dan
burung unta ,sebab Akku telah membuat air memancar dipadang gurun dan sungai-sungai dipadang belantara, untuk
memberi minum umat pilihanKu; umat yang telah Kubentuk bagiKu akan memberikan
kemasyhuran-Ku. (Yesaya 43:18-21)
Janganlah mengerjakan
tugas hanya untuk menyenangkan hati tetapi lakukanlah semuanya untuk Tuhan,kita
dipanggil diladang masing-masing dan tidak perlu membandingkan diri kita dengan
yang lain Efesus 6:6-7 berkata: Jangan hanya dihadapan mereka saja untuk
menyenangkan hati orang,tetapi sebagai hamba-hamba kristus yang dengan segenap
hati melakukan kehendak allah,dan yang dengan rela menjalankan pelayanannya
seperti orang-orang yang melayani Tuhan dan bukan manusia.
“Apapun juga yang kamu
perbuat,perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk
manusia” (Kolose 3:23)
Sebelum Yesus terangkat
kembali ke sorga, Dia memanggil Petrus untuk membicarakan tugas penting yang
harus Petrus jalani. Tugas yang sukar itu akan diikuti dengan serangkaian penderitaan yang harus
ditanggungnya juga,Yesus berkata:
“Simon, anak
Yohanes,Apakah engkau mengasihi Aku?...maka sedih hati Petrus karena Yesus
berkata untuk ketiga kalinya: dan ia berkata kepadaNya: Tuhan,Engkau tahu
segala sesuatu,Engkau tahu,bahwa aku mengasihi Engkau. Kata Yesus kepadanya:
Gembalakanlah domba-dombaKu.Aku berkata kepadamu:sesungguhnya ketika engkau
masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan kemana sja
keukehendaki,tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan
tanganmu dan orang lain akan mengikat
engakau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki. Dan hal ini
dikatakanNya untuk menyatakan bagaimnana Petrus akan mati dan memuliakan Allah.
Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus : Ikutlah Aku.” (Yohanes
21:17-19)
Menyadari bahwa hanya
dirinya yang dibebabnkan tugas seberat itu, petrus menoleh kepada Yohanes dan
bertanya kepadaguruNya dengan kesal hati,” Ketika Petrus berpaling, ia melihat
bahwa murid yang dikasihi Yesus sedang mengikuti mereka, yaitu murid yang pada
waktu mereka sedang makan bersama duduk dekat Yesus dan yang berkata:
Tuhan,siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau? Ketika Petrus melihat murid
itu, ia berkata kepada Yesus: Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?
Jawab Yesus: Jikalau Aku menghendaki,supaya ia tinggal hidup sampai Aku
datang,itu bukan urusanmu.Tetapi engkau: ikutlah Aku”(Yohanes 21:20-22)
Petrus membandingkan
dirinya denga tugas rekan-rekan sejawatnya,mengapa hanya aku yang diberi tugas
seberat itu? Apakah yang lain hanya enak-enakan saja dan mendapat gelar (Rasul)
yang sama,sedangkan aku Kau suruh untuk bekerja keras? Tidak hanya itu,tetapi
aku sudah diramalkan akan mati akan tugas yang kujalani ini, sedangkan Yohanes
akan hidup sampai Guru datang kembali!
Semakin berat tugas
yang diberikan,semakin besar pula upah yang disediahkan,semakin kuat kita
melewati ujian yang besar justru semakin besar mukjizat yang disediahkan bagi
kita. Tuhan seringkali mengijinkan persiapan hidup seseorang yang dipilihnya
dengan penderitaan yang besar, Namun, Dia tahu menjaga perak yang sedang
dilebur dalam bara api.Dia tidak akan pernah mengalihkan perhatianNya dari
tempat peleburan itu sampai perak tersebut menjadi indah dan sempurna dalam
tanganNya.
Raja Daud sendiri
mengatakan: “Tuhan adalah gembalaku,takan kekurangan aku,Ia membaringkan aku
dipadang yang berumput hijau,Ia membimbing akukeair yang tenang:Ia menyegarkan
jiwaku.Ia menuntun aku dijalan yang benar oleh karena namaNya” (Mazmur 23:1-3)
“Bagi Dialah, yang
dapat melakukan jauh lebih banyak daripada yang kita doakan atau pikirkan,
seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja didalam kita, bagi Dialah
kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun temurun sampai
selama-lamanya. Amin..(Efesus 3:20-21)
Ringan dan Enak
‘Pikullah kuk yang
Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena aku lemah lembut dan rendah hati dan
jiwamu akan mendapat ketenangan, Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan bebankupu
ringan”. (Matius 11:29-30)
Kesengsaraan Yang Tidak
Mengecewakan
Dan bukan hanya itu
saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa
kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan
tahan uji menimbulkan pengharapan dan ppengharapan tidan mengecewakan,karena
kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah
dikaruniakan kepada kita. (Roma 5:3-5)
Berdoa saja tidak cukup
jika tidak disertai dengan usaha. Usahapun tidak akan cukup jika tidak disertai
dengan kegigihan,kegigihan juga tidak akan berhasil jika tidak dilandasi dengan
kekuatan Iman.iman manusia juga tidak akan mengerjakan apapun jika tidak
dilandaskan kepada Allah yang hidup. Hanya ada satu Tuhan yang mampu melakukan
segalanya diluar kemampuan manusia,Yesus Kristus Hanya satu Tuhan yang sanggup
memberi janji dan menepatinya “ Masakan kuasa Tuhan akan kurang untuk
melakukan itu? Sekarang engkau akan melihat apakah firmanKu terjadi kepadamu
atau tidak! (Bilangan 11:23) Dengan kata lain Tuhan menantang kita
Apakah kuasa-Ku terbatas untuk menolongmu?.
Identitas
“….Dan orang akan menyebut engkau dengan nama baru yang akan
ditentukan oleh Tuhan sendiri” (Yesaya 62:2b) saya
tidak berusaha memperbaiki nama saya seperti para selebriti kondang, Tetapi
saya berusaha menghargai nama seperti Tuhan menghargai nama setiap orang. Tuhan
menghargai nama saya secara khusus dengan pronounciation yang jelas, dan saya
tahu itulah nama yang Tuhan pakai disurga dihadapan para malaikatNya.
Saya belajar bahwa nama
seseorang itu sangat penting, Tuhan mengubah nama Abram menjadi ABRAHAM; Sarai
menjadi SARAH; Simon menjadi PETRUS; Saul menjadi PAULUS.Dia sungguh-sungguh
mempunyai rencana dan arti dengan mengubah nama mereka. Setiap nama mempunyai
arti yang penting, sehingga kita tidak boleh main-main mengeja nama orang lain
bukan dengan nama yang sebenarnya,apalagi mengejeknya dengan nama jelek. Saya
belajar untuk lebih sensitive dalam memanggil nama seseorang,lebih baik
bertanya nama apa yang kedengaran baik untuk di panggil.
Sahabat Tuhan
Saat Tuhan hendak
menghancurkan kota Sodom dan Gomoro. Dia mempertimbangkan apakah Ia hendak
menyembunyikan rencanaNya terhadap Abraham-SahabatNya?Lalu dalam PikiranNya
Sendiri berargumentasi,
“Apakah Aku akan
menyembunyikan kepada Abraham apa yang hendak Kulakukan ini? Bukankah
sesungguhnya Abraham akan menjadi bangsa yang besar serta berkuasa, dan oleh
dia segala bangsa di atas bumi akan mendapat berkat? Sebab Aku telah memilih
dia, supaya diperintahkan kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya
tetap hidup menurut jalan yang ditunjukan Tuhan, dengan melakukan kebenaran dan
keadilan, dan supaya Tuhan memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikanNya
kepadanya”.(Kejadian18:17-19)
Tuhan tidak akan pernah
menyembunyikan rencanaNya dari orang-orang yang dikasihiNya,sahabat-sahabatNya.
Kitapun tidak sembarangan berbagi rahasia dan rencana kepada orang-orang yang
hanya bertemu seminggu sekali digereja dan bahkan lupa namanya. Atau kita tidak
akan percaya kepada orang yang tidak dekat dengan kita. Kita dapat membuka diri
dan berbagi hasrat hati kepada orang yang kita percayai,yang mengasihi kita,
yang bersedia mendengarkan keluhan kita saja.
Seorang hamba tidak
tahu apa yang direncanankan oleh tuannya.Tidak demikian halnya dengan sahabat,
Tuhan tidak menyembunyikan segala rencananNya dari sahabat yang dikasihiNya
“Kamu adalah sahabatKu,
jikalau kamu bebuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu
lagi hamba,sebab hamba tidak tahu,apa yang diperbuat oleh tuannya,tetapi Aku
menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala
sesuatu yang telah Ku dengar dar BapakKu”.
(Yohanes 15:14-15)
“Dengan jalan demikian
genaplah nas yang mengatakan: “lalu percayalah Abraham kepada Allah,maka Allah
memperhitungkan hal itu kapadanaya sebagai kebenaran”. Karena itu Abraham disebut
“Sahabat Allah” (Yakobus 2:23)
Dengan demikan dapat
disimpulkan bahwa Tuhan tidak pernah menyembunyikan segala rencanaNya kepada
para sahabat yang dikasihiNya. Dia akan menyatakan, memberitahukan, membagikan
apa yang ada dihati-Nya, apa yang akan dilakukan-Nya, rencana-rencana-Nya
kepada sahabat-sahabat-Nya.
Hal Duniawi
Kita akan tenggelam
oleh kelicikan iblis jika tidak waspada dengan tipuan-tipuan dunia yang
kelihatanya menggiurkan. Tetapi jika kita mendekatkan diri kepada Tuhan dan
hidup menurut hukum-hukum sorga, maka kita tidak akan terpengaruh dengan
keadaan sekitar kita.
Firman Tuhan berkata:
“Janganlah kamu menjadi
serupa dengan dunia ini,tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga
kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik,yang berkenan
kepada Allah dan yang sempurna.” (Roma 12:2)
“Hai kamu, orang-orang
yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu,bahwa persahabatan dengan dunia adalah
permusuhan dengan Allah? Jadi barang siapa hendak menjadi sahabat dunia ini,ia
menjadikan dirinya musuh Allah. Janganlah kamu menyangka, bahwa kitab suci
tanpa alasan berkata “roh yang ditempatkan Allahdidalam diri kita, diinginiNya
dengan cemburu!” (Yakobus 4:4-5)
Keputusan Sorga
Sebenarnya semua
harapan dan keindahan masa depan sudah terpampang didepan mata, “
Seperti tingginya langit dari bumi,demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu
dan rancangan-Ku dari rancanganmu” (Yesaya 55:9)
Doa Tidak Dijawab
Tuhan dapat berbicara
kepada kita lewat apapun dan siapapun juga, Tuhan juga dapat berbicara kepada
kita jika kita bertanya dan mendengar.tetapi banyak diantara kita yang tidak
mendapat jawaban dari Tuhan karena kita tidak menunggu.seringkali kita meminta
agar Allah menyatakan kehendakNya dalam hidup kita,tetapi ironisnya kita
ternyata lebih menuruti kehendak kita sendiri. ”Atau kamu berdoa juga,tetapi
kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa,sebab yang kamu minta itu
hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu” (Yakobus 4:3)
Percayalah kepada Tuhan
dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, dan
bergembiralah karena Tuhan; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang
diinginkan hatimu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya,dan Ia akan bertindak.
(Mazmur 37:3-5)
BUKAN SEKEDAR PENGGEMAR
Dalam Yohanes pasal
6 Yesus berbicara dihadapan orang
banyak yang jumlahnya bisa saja
berkembang lebih dari lima ribu orang. Pada saat itu, Yesus sangat popular,
Berita tentang mujizat penyembuhanNya yang ajaib dan pengajaranNya yang
inspiratif telah tersebar kesegala penjuru Yudea. Ribuan orang datang untuk
mengelu-elukan Yesus.
Setelah seharian penuh
mengajar, Yesus tahu orang-orang itu kelaparan, maka Iapun berpaling pada
murid-muridNya dan menanyakan apa yang
bisa mereka lakukan untuk menyediakan makanan bagi ribuan orang itu. Salah satu
mired Yesus, Filipus, mengatakan bahwa upah bekerja selama delapan bulanpun
tidak akan cukup untuk membeli segigit roti bagi semua orang. Dari perspektif
Filipus,taka da hal yang bisa mereka lakukan. Namun murid yang lain, Andreas
telah mengamati orang banyak dan memberitahu Yesus bahwa ada seorang anak yang
membawa lima roti dan dua ikan, Yesus meminta bekal makan siang anak itu dan
melaluinya, Ia memberi makan seluruh kerumunan itu . Bahkan, menurut catatan
Alkitab,setelah semua orang makan hingga kenyang,masih ada banyak makanan yang
tersisa.
Seusai makan malam,
orang banyak itu memutuskan untuk berkemah dan menginap agar mereka dapat
menemui Yesus lagi keesokan harinya. Mereka inilah yang merupakan sejumlah
besar penggemar berat Yesus.
Keesokan paginya ketika
orang banyak itu terbangun dan merasa lapar lagi, mereka sibuk mencari Yesus
–alias tiket makanan mereka-namun Ia tak
bisa ditemukan dimanapun juga. Sekelompok
penggemar ini berharap dapat melihat pertunjukan mijizat lagi.
Akhirnya mereka tahu
bahwa Yesus dan murid-muridNya telah berlayar diseberang danau. Ketika berhasil
mengejar Yesus,mereka sudah sangat kelaparan . mereka telah melewatkan
kesempatan untuk memesan sarapan dan sekarang siap mencaritahu apa yang ada
dalam menu makan siang. Namun Yesus telah memutuskan untuk menutup layanan
prasmanan “makan sepuasnya” Ia tidak mau lagi membagi-bagikan sampel gratis.
Dalam ayat 26 Yesus
berkata kepada orang banyak itu:
Aku berkata
kepadamu,sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat
tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.
Yesus tahu orang-orang
ini tidak menempuh berbagai kesulitan dan rela berkorban karena ingin mengikut
Dia, mereka hanya mengharapkan makanan gratis , Yesuskah yang mereka
dambakan ataukah mereka hanya tertarik
pada apa yang Yesus bisa lakukan bagi mreka?
Dalam ayat 35 Yesus
menawarkan diri-Nya sendiri,namun pertanyaannya adalah, Apakah itu cukup?
Kemudian Yesus
menyatakan, “Akulah roti hidup, barang siapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar
lagi,dan barang siapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi”
Yesus berkata Akulah
Roti Hidup. Saat itu juga Yesus menjadi satu-satunya hidangan yang ada didaftar
menu. Orang banyak itu harus memutuskan , apakah Yesus saja sudah cukup ataukah
mereka masih lapar dan mengharapkan sesuatu yang lebih.
Mulai dai waktu itu
banyak murid-muridNya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. (Yoh 6:66)
Banyak penggemar Yesus
kecewa dan kembali kerumah masing-masing, yang membuat saya terkesan Yesus
tidak mengejar mereka , Ia tidak melembutkan pesanNya agar terdengar lebih
memikat , Ia tidak mengutus murid-muridNya untuk mengejar mereka kemudian
memberikan selebaran kreatif yang mengundang mereka untuk datang kembali
memnghadiri acara “makan es krimsepuasnya”
Ia tidak menghiraukan fakta bahwa popularitasNya semakin anjlok
PENGGEMAR ATAU PENGIKUT?
Salah satu kisah paling
mencekam dalam kitab suci bercerita tentang suatu hari dimana banyak orang yang
menganggap dirinya pengikut Yesus tercengang karena ternyata Yesus tidak
mengenal mereka .
Dalam injil Matius
pasal 7 , Yesus bercerita tentang hari dimana setiap orang yang pernah hidup
akan berdiri dihadapan Allah , pada hari itu ,banyak orang yang menyebut diri
mereka Kristen dan mengenal diri mereka sebagai pengikut Kristus. Namu yang Ia
katakana justru, “Aku tidak mengenal engkau,Enyahlah dari hadapanKu.” Jika kita
baru saja menganggap diri seorang pengikut Yesusteguhkan lah keyakinan itu
untuk mengevaluasi kembali hubungan kita dengan Yesus dan menguatkan komitmen
kita untuk mengikut Dia.
Pengukur
Yang Akurat
Jadi apakah kita
seorang penggemar atau pengikut? Masalahnya jika kita mengajukan pertanyaan itu
pada diri kita, mustahil kita bisa bersikap obyektif. Lagi pula,jika kita
berkata, “saya seorang pengikut”, Apa yang membuat kita seyakin itu? Ukuran apa
yang kita gunakan untuk mendefenisikan hubungan kita dengan kristus? Sebangian
besar dari kita akan menjawab pertanyaan ini dengan metode penilaian yang
sangat subyektif.
Banyak penggemar keliru
mengenali diri mereka sebagai pengikut karena mereka memakai perbandingan
budaya. Mereka melihat tingkat komitmen orang lain disekeliling mereka dan
meresa seolah-olah punya hubungan yang mendalam dengan Yesus. Intinya mereka
menilai hubungan mereka dengan Yesus tidak bermasalah dan selama mereka lebih
rohani daripada tetangga sebelahnya, semuanya akan baik-baik saja itulah
sebabnya beberapa penggemar cukup gembira ketika tahu bahwa keluarga Kristen
yang dikagumi semua orang ternyata bermasalah-entah karena memiliki anak yang
pemberontak atau sedang bergumul akan kondisi pernikahan yang terus berjuang
agar tetap bersama-dan tidak sesempurna yang tampak dari luar,kurva standarpun
diturunkan sedikit lebih rendah.
Pernah kita menyadari
bahwa ketika kita membandingkan diri kita dengan orang lain untuk mengukur
hubungan kita dengan Kristus, kita hamper selalu membandingkan diri dengan
mereka yang mengalami anemia rohani.
Ukuran lain yang
biasanya digunakan penggemar adalah pengukur keagamaan. Mereka menunjuk
ketaatan mereka terhadap aturan agama dan berbagai ritual sebagai bukti bahwa
mereka benar-benar mengikut Yesus. Lagipula ,mereka beralasan ,mungkinkah
seorang penggemar pergi ke gereja setiap hari minggu,memberi uang persembahan,
menjadi relawan didaerah yang terkena bencana alam,mendengarkan hanya radio
kristentidak melihat film porno,dan tidak minum-minuman keras?
Masih ada banyak cara
lain untuk melihat apakah kita adalah pengikut Kristus, Pengukuran secara
denominasi, latar belakang keluarga,dan pengetahuan Alkitab pun menjadi cara
untuk membuktikan jati diri kita sebagai pengikut Yesus. Namun inilah
pertanyaan yang sesungguhnya: apa yang Yesus defenisikan tentang arti dari
mengikut Dia ? Ukuran apapun yang Ia berikan, itulah yang harus kita pakai.
Sebuah
Keputusan Atau Komitmen?
Yohanes
3-Nikonemus
Dalam Yohanes pasal 3,
kiata membaca kisah tentang seorang penggemar Yesus yang bernamaNikodemus, kita
perlu tahu bahwa ia bukan penggemar biasa. Ia orang saleh yang termasyur dan
disegani, Nikodemus adalah seorang anggota Sanhedrin, kelompok elit dalam
komunitas dan kepemimpinan agama Yahudi. Ia telah menjadi pengangum Yesus
selama beberapa waktu, ketika mendengar pengajaran Yesus ia sangat terinspirasi
oleh ajaranNya.ia menyaksikan Yesus mengadakan berbagai mijizat, namun bukan
hanya kuasaNya yang membuat Nikodemus terkesan; kemurahan hati dan kasihNya
juga.
Nikodemus siap membawa
hubungannya dengan Yesus ketingkatan yang lebih lanjut,namun itu tidak
mudah,memang tak pernah mudah. Akan ada sangat banyak hal yang dikorbankan jika
ia menyatakan diri sebagi pengikut Yesus di depan semua orang. Apa yang mereka
pikirkan jika mereka tahu nikodemus mengangumi seorang tukang kayu tunawisma
dari dusun Galilea yang mendadak menjadi Rabi? Ia bisa kehilangan posisinya di
Sanhedrin dan reputasinya sebagi pemuka agama! Dengan menjadi pengangum rahasia
Yesus, ia tak perlu mengorbankan apa pun, namun, jika Nikodemus menjadi seorang
pengikut harga yang harus dia bayar mahal sekali. Ya, memang bagitu aturan
mainnya.
Jadi, Nikodemus
mendapati dirinya berada pada persimpangan jalan yang mengejutkan, ia harus
memilih Antara agama atau hubungan dengan Yesus. Mustahil ia bisa menjadi
pengikut Yesus yang sungguh-sungguh jika tidak melepaskan agamanya. Dan ini
bukan terakhir kalinya agama menghalangi seseorang mengikut Yesus. Dalam
Yohanes pasal 3, kita membaca tentang saat-saat dimana Nikodemus menegaskan
komitmennya pada Yesus. Kisah ini dibuka dengan suatu penanda waktu saat
Nikodemus menhampiri Yesus:
Ia datang pada malam
kepada Yesus…..(ayat 2)
Detail ini memang mudah
diabaikan dan dianggap tidak penting namun coba tanyakan pada diri kita, Untuk
apa Nikodemus datang menemui Yesus pada malam hari? Ada banyak kesempatan untuk
melakukannya di siang hari, Yesus mengajar di tempat-tempat umum dimana
Nikodemus bisa cukup nyaman untuk ngobrol denganNya selama beberapa menit,
Apalgi mengingat posisinya sebagi pemuka agama- orang lain tentu akan
cepat-cepat menyingkir dan memberi Nikodemus ruang untuk menikmati waktu dan
perhatian dari Yesus, Namun injil berkata “ Ia datang pada waktu malam kepada
Yesus….”
Pada waktu malam, tak
seorangpun akan memergokinya pada waktu mala,ia dapat menghindari
pertanyaan-pertanyaan yang merepotkan dari pemuka agama lainnya. Kalau ia dapat
berbicara berdua saja dengan Yesus di waktu malam,mungkin ia dapat memulai
hubungan denga Yesus tanpa harus mengadakan perubahan apapun. Ia dapat
mengikuti Yesus, namun pekerjaannya takan terpengaruh. Bahkan teman-teman dan
keluarganya tidak akan mengetahuinya. Ia bisa berbicara dengan Yesus diwaktu
malam dan diam-diam mengambil keputusan untun memercayai Yesus dalam hatinya.
Cara itu takan mengusik kehidupannya yang nyaman dan mapan. Nah itu terdengar
seperti banyak penggemar Yesus yang kita
kenal, para penggemar biasanya senang mengikuti Yesus,selama itu tidak menuntut
perubahan besar-besaran atau memberinya dampak yang kurang baik.
Inilah kebenaran
penting yang sesaat lagi akan Nikodemus pahami; mustahil kita bisa mengikuti
Yesus tanpa membiarkanNya turut campur dalam hidup kita. Ketika mengikut Yesus ada harga yang harus dibayar. Ketika
mengikuti Yesus selalu ada sesuatu yang harus dikorbankan. Bagi
Nikodemus,sesuatu adalah posisinya yang berkuasa ia akan kehilangan rasa hormat
dari rekan-rekan sekerjanya, mengikuti Yesus akan mengoorbankan sumber
pemasukan dan mata pencaharianya,relasi persabatanya,dan sangat mungkin juga
relasi dengan beberapa ngggota keluarganya,ini menimbulkan satu pertanyaan yang
menampar nyaris semua penggemar:
Sudahkah
Kita Membayar Harga Dalam Mengikut Yesus?
Kebanyakan dari kita
tidak keberatan jika Yesus mengadakan bebebrapa perubahan kecil dalam hidup
kita. Penggemar Yesus tidak keberatan tidak keberatan jika ia membuat perbaikan
atau penambahan kecil, tetapi Yesus mengingikan pembaruan menyeluruh. Penggemar
menghampiri Yesus dan mengharapkan sedikit saja penyesuaian, namun Yesus ingin
merombak habis-habisan.bagi penggemar sedikit mempercantik saja sudah cukup,
tetapi Yesus menginginkan pembentukan ulang.penggemar ingin menginspirasi
meraka, namun Yesus ingin campur tangan dalam kehidupan meraka.
Nikodemus memulai
percakapanya bersama Yesus dengan menegaskan keyakinannya bahwa Yesus
benar-benar berasal dari Allah. Ia sudah sampai pada titik keyakinan, namun
setelah dari titik itu, ia harus melangkah kemana lagi? Yesus tidak
membuang-buang waktu. Ia langsung membidik alasan utama Nikodemus datang
menemuinya dimalam hari, bukan di siang hari, secara terang-terangan. Di ayat 3
Ia membertahu Nikodemus bahwa ia harus dilahirka kembali. Itu respon yang kan
sulit diterima seorang pemuka agama.Nikodemus telah menghafalkan lima kitab
pertama semenjak masih anak-anak dan menghabiskan masa dewasanya untuk
membangun kemapanan rohani. Tetapi Yesus memperjelas kepada Nikodemus bahwa
tindakan dan ritual agama bukanlah pengukur yang Ia pakai. Nikodemus harus
merendahkan dirinya dan dilahirkan kembali dalam cara hidup yang sangat
berbeda.
Nikodemus sudah
mengambil keputusan tentang arti Yesus baginya, tetapi itu tidak sama artinya
dengan mengikut Yesus. Yesus tidak menginginkan hubungan dimana Nikodemus
sekedar percaya ; Yesus ingin Nikodemus mengikutinya. Yesus tidak hanya
menginginkan Nikodemus pada malam hari saja; Ia pun menginginkan Nikodemus di
siang hari juga. Sampai pada proses pembelaan
Nikodemus di pasal 7:51 dan diakhir injil Yohanes,Nikodemus disebutkan lagi
secara singkat pasal 19 Yesus telah disalipkan dan jasadNya sedang dipersiapkan
untuk dimakamkan, dan kemudian kita membaca bahwa Nikodemus membawa “campuran
minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira limah puluh kati beratnya” bagi
Nikodemus ini akan menjadi langkah yang sangat mahal dan merugikan ,jangan
salah, Nikodemus tidak hanya mengorbankan uangnya. Pada detik itu juga ia tidak
bisa lagi menyembunyikan kasihnya kepada Kristus.
Justru disaat hampir
semua murid Yesus telah meninggalkanNya dan bersembunyi ketakutan, Nikodemus
mengambil langkah penuh kasih dan kesetiaan yang luar biasa ini. Kini ia
bertindak melampaui pengakuan iman yang dinyatakannya ditengah kegelapan malam,
ia bukan lagi seorang pengangum yang bersemangat, sepertinya ia telah menjadi
pengikut Kristus.
Sudahkah
Kita Mengambil Keputusan Untuk Menerima Yesus Atau Sudahkah Kita Berkomitmen
Pada Yesus?
Pernyataan diatas ada
bedanya. Seharusnya tidak ada.namun ada sebuah perbedaan banyak orang telah
memutuskan untuk percaya kepada Yesus, namun tidak berkomitmen untuk mengikut
Dia. Injil tentu tidak mengizinkan adanya perbedaan seperti itu. Keyakinan
kepada Alkitab lebih dari sekedar persetujuan mental atau pengakuan verbal.
Banyak penggemar pernah mengulangi sebaris doa komitmen yang dipanjatkan oleh
pengkhotbah,mengangkat tangan,ataupun maju ke altar dan memutuskan untuk
memercayai Yesus, Namun tidak pernah berkomitmen untuk mengikut Yesus. Padahal
Yesus tidak pernah menwarkan pilihan seperti itu, yang Ia cari bukanlah
pengakuan iman; ia ingin menlihat bagaimana pengakuan itu dihayati dalam hidup
kita ketika kita memutuskan untuk percaya pada Yesus namun tidak berkomitmen
untuk mengikuti-Nya, kita tak lebih dari seorang penggemar.
Bayangkan jika kita
pergi menghadiri sebuah pernikahan dan menyaksikan si pengantin pria/wanita
saling menatap sambil berlinang air mata mengucapkan janji kesetiaan “aku
menerima engkau menjadi satu-satunya istri/suami dalam pernikahan yang sah,
untuk dimiliki,dan dipertahankan sejak hari ini dan seterusnya…..sampai
kematian memisahkan kita”.
Janji dan keputusan
yang diambilnya membuat kita terharu, nnamun bayangkan jika minggu berikutnya
kita tahu si pengantin wanita malah berselingkuh dengan mantan pacarnya.
Tiba-tiba saja janjinya menjadi tidak berarti lagi,perkataan itu telah
kehilangan nilainya. Kita ajkan menyimpulkan bahwa janji yang disampaikan
dengan emosional dan dinyatakan didepan semua orang itu tidak lagi bermakna
karena tidak di teguhkan oleh komitmen dalam kesetiaan.
Biasanya seperti inilah
kita mendefenisikan iman: menerima bahwa sesuatu itu nyata atau benar. Namun
iman yang Alkitabiah lebih dari sekedar penerimaan intelektual atau pengakuan
yang tulus; iman adalah komitmen untuk mengikut Yesus, mengikut Yesus bukan
hanya menuntut persetujuan mental, melainkan juga aksi.Namun gereja berpotensi
menjadi menjadi pabrik yang memproduksi para penggemar karena kita memisahkan
pesan “Percaya Yesus” dari pesan “mengikut Yesus”. Padahal kedua pesan itu akan
kehilangan keseimbangannya jika disampaikan dan dijalankan secara terpisah.
Jika membaca keempat
injil yang mengisahkan kehidupan Kristus kita akan melihat bahwa Yesus
mengatakan “Percayalah padaku” sekitar lima kali. Namun coba tebak berapa kali
Yesus mengatakan “Ikutkah Aku”? sekitar dua puluh kali. Nah saya tidak
sedang berkata bahwa mengikut lebih penting daripada percaya, maksud saya
keduanya salaing terkait erat, mengikut dan percaya ibarat jantung dan
paru-paru iman,yang satu tidak bisa bertahan tanpa yang lainnya. Jika kita
mencoba memisahkan pesan “mengikut Yesus” dari pesan “percaya Yesus”, Iman kita
akan padam dalam prosesnya. Gereja-gereja kita akan terus disesaki penggemar
jika kita tidak mematahkan pemisahan Antara mengikut dan percaya kepadaNya.
Mengikut Yesus adalah bagian dari percaya, kita sungguh-sungguh percaya jika kita menjadi pengikut.
Pengetahuan Tentang Dirinya Atau
Keintiman Dengan-Nya
Dalam
Matius 15:8 Yesus menggambarkan orang-orang Farisi seperti ini;
Bangsa ini memuliakan
Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh daripada-Ku.
Trus kita lihat lagi di
dalam injil Lukas 7, seorang Farisi mengundang Yesus menghadiri jamuan makan
malam,namanya Simon
Apakah Kita Tahu Tentang Yesus Atau
Apakah Kita Sungguh Mengenalnya?
Pengetahuan Alkitab
bukanlah masalahnya. Masalahnya kita dapat tahu banyak tentang Allah, namun
tidak memiliki hubungan yang intim dengan-Nya,bahkan pengetahuan dapat menjadi
indicator palsu dari keintiman. Tentu saja dimana ada keintiman, seharusnya ada
pengetahuan yang kian bertambah. Namun yang sering terjadi adal sebaliknya:
bertambahnya pengetahuan tidak diiringi oleh keimtiman yang semakin dalam.
Mungkin kata alkitab
terbaik untuk keintiman dalam akar kata Bahasa aslinya adalah “Yada” yang artinya “Mengenal” Namun pengenalan ini jauh lebih dalam daripada
pengetahuan.Alkitab pertama kali menggunakan kata ini untuk menggambarkan
hubungan Adam dan Hawa dalam kejadian
4:1: Adam Knew Eva his wife.
Kata Ibrani untuk “Knew” atau “mengenal” disini adalah
yada. Inilah cara terbaik untuk mendefenisikan kata yada: untuk mengenal dan
dikenal secara utuh. Namun LAI menerjemahkan kata tersebut sedikit berbeda
untuk menyesuaikannya dengan konteks peristiwa yang terjadi. Jadi dalam
kejadian 4:1,Alkitab kita mungkin menyebutkan:
Kemudian manusia itu
bersetubuh dengan Hawa isterinya….
Salah Satu Atau Hanya Satu-Satunya?
(Lukas 14)
Pada akhirnya yang
paling dipedulikan bukanlah seberapa banyak orang dalam kerumunan itu,
melainkan tingkat komitmen mereka, apakah mereka hanya datang untuk menonton
pertunjukan mujizat dan penyembuhan? Apakah meraka hanya ingin mendengarkan
seorang pembicara motivasi? Kita akan segera tahu karena orang banyak ini akan
dipisahkan menjadi dua kelompok: para penggemar dan para pengikut.
Pada suatu kali banyak
orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalananNya,sambil berpaling Ia
berkata kepada mereka: “Jikalau seorang datang kepadaKu dan ia
tidak membenci bapaknya,ibunya,isterinya,anak-anaknya,saudara-saudaranya
laki-laki atau perempauan,bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi
muridKu. (Luk, 14:25-26)”
Apakah Yesus Menjadi Satu-Satunya
Atau Hanya Satu-Satunya Dalam Hidup Kita?
- Kita menghabiskan uang kita untuk apa? Alkitab berkata, “Dimana hartamu berada disitu hatimu berada” dan dalam Matius 6:24, Yesus berkata “Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon”. Kita tidak dapat menjadi pengikut uang sekaligus Yesus,kedua jalur itu mengarah pada tujuan yang berbeda dan kita harus memilih salah satunya.
- Ketika kita terluka kemana kita mencari penghiburan?
Bayangkan
ada seorang ibu yang mengunjungi taman kanak-kanak tempat putranya bersekolah.
Wanita ini merasa sedikit terancam karena anaknya sangat menyayangi guru barunya dan terus-menerus bercerita
tentangnya. Selama waktu istirahat, ia berdiri disebelah guru tersebut dan
membahas kemajuan anaknya,puteranya berayun dari palang gantung dan jatuh
berdebum ketanah,ia menangis dan menghambur kea rah ibu dan gurunya,bocah itu
memang menyayangi gurunya namun ketika ia menghampiri mereka kepada siapa ia
akan mencari penghiburan? Anak itu tidak harus berhenti dan berpikir; jelas ia
akan langsung lari kedalam pelukan ibunya. Rasa sakit yang ia alami menciptakan
pemandangan yang jujur ketika kasih sayangnya terungkap.
- Apa yang paling mengecewakan atau membuat kita frustasi?
Bayangkan
seorang anak yang sedang gembira karena ayahnya mau mengajaknya memancing,
namun saat mereka memancing tidak ada ikan yang memakan umpan mereka semakin
lama waktu berlalu si makin makin frustasi dan kecewa,dalam perjalanan pulang
ia diam seribu Bahasa dan jelas saat itu ia sedang kesal. Bukankah itu pertanda
bagian terpenting dari hari sang ayah bukanlah menghabiskan waktu bersama
anaknya, melainkan menangkap ikan? Sadarkah kita bahwa rasa kecewa yang
berlebihan dan frustasi yang terus menerus dapat menunjukan kerinduan hati kita
yang sesungguhnya?
- Apa yang membuat kita sangat bersemangat?
Ku beri kepadamu makanan dari
terigu yang paling baik,madu dan minyak zaitun yang paling murni. Tetapi semua
itu kau persembahkan kepada berhala-berhala itu untuk menyenangkan hati mereka
(Yeh 16:19, BIS)
MENGIKUT
YESUS ATAU MENGIKUT ATURAN?
Matius
23
- Klub penggemar
Iman
kepercayaan kita selalu lebih banyak berbicara tentang menghormati warisan
agama yang kita terima, bukan menyerahkan hati kita.
- Apakah kita lebih berfocus pada tampilan lahiriah daripada batiniah.
Semua
pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang dan matius
ayatnya yang ke 27-28.
- Lebih memilih aturan daripada relasi
Matius
23 ayatnya yang ke 13
- Lebih memilih hokum daripada kasih
Matius
23 ayat 16-17
- Lebih memilih rasa bersalah daripada kasih karunia, (matius 23 ayat 4)
- Melewatkan hal yang benar-benar penting, (mat 23:23-24, Ul 14:22-29, Im 27:30)
MENGANDALKAN
DIRI SENDIRI ATAU DIPENUHI OLEH ROH KUDUS?
Yohanes
16
- Apakah kita penggemar yang mengandalkan kekuatan sendiri atau pengikut yang dipenuhi roh?
Inilah
yang Yesus katakana kepada para pengikutNya sebelum Ia naik kesorga.
(Kisah
para rasul 1:8-9, Yoh 16:7, Kisah 4:7,8,
Roma 8:11, Gal 3:3)
- Kelemahan adalah kekuatan
Dalam
surat Paulus kepada jemaat di Korintus,ia berbicara tentang bagaimana mengakui
kelemahan kita memberi ruang bagi kuasa Kristus.
(2
Kor,12:9-10, Galatia 5:25)
HUBUNGAN
YANG DITEGASKAN
Matius 7,Flp 2:12
- Apakah hidup kita mencerminkan keyakinan yang terucap dibibir kita?
(Matius
7:21)
- Apakah kita mengira bahwa kita berada dijalan yang benar karena perbuatan baik yang telah kita lakukan?
(Matius
7:22)
- Apakah saya mengenal Yesus dan apakah ia mengenal saya?
(Matius
7:23, Efesus 2:8, Yud 1:24)
AJAKAN UNTUK
MENGIKUTI YESUS
Yoh
3:16 dan Lukas 9:23 harus di suguhkan bersama agar undangan injil dapat
dipahami secara akurat.
Yohanes 3:16 menekankan
Percaya
Lukas 9:23 Berfocus
pada mengikut
Kedua hal ini harus selalu berjalan
beriringan taka da kepercayaan tanpa keputusan untuk mengikut Yesus taka da Yoh
3: 16 tanpa Lukas 9:23
Diawal
, kita mengenali posisi kita dalam hubungan dengan Yesus, dalam bagian ini kita
akan mengetahui kemana Yesus membawa kita saat kita memutuskan untuk mengikut
Dia.berikut ini akan membahas undangan Yesus untuk mengikut Dia dari Lukas
9:23. Dalam bagaian ini, dengan jelas Yesus menjabarkan harapan-harapan-Nya
bagi para pengikutnya, ayat ini menegaskan hubungan yang ingin Yesus miliki
secara terperinci sehingga kita bisa tahu apa persisnya yang sedang kita
sepakati saat mengambil keputusan untuk mengikut Yesus.
Siapapun berarti setiap orang
Yesus
mengawali panggilan-Nya dengan dua kata setiap orang,…..setiap orang adalah
kata yang penting karena itu memperjelas siapa saja yang Yesus undang.Ia
mengundang setiap orang,setiap orang adalah kata yang mencakup semuanya Yesus
tidak memulai dengan daftar prasyarat undangan untuk mengikuti Dia ditujukan
kepada siapapun, banyak orang tidak sadar bahwa kita telah diundang untuk
mengikut Yesus. Kita mengira “setelah semua hal yang kulakukan, Yesus pasti tak
ingin aku menjadi pengikutNya, aku takan memenuhi harapan-Nya” kita merasa
bahwa diri kita tidak memenuhi syarat, kita tidak pernah serius memikirkan arti
dari mengikut Yesus.dan kita terbuaih dengan segala perbuatan noda yang telah kita
lakukan dan merasa diri tak lagi layak.
Salah
satu pengikut terdekat-Nya yang tentu meras seperti itu pastilah Matius, ketika
pertama kali kita diperkenalkan dengan Matius,sudah lama sekali ia mencoba
menyembunyikan noda-noda itu cukup signifikan sehingga mungkin saja keluarga
dan temannya telah mencoretnya dari daftar. Setidaknya ia sangat mengecewakan
orang tuanya. Mereka sesungguhnya punya rencana yang berbeda baginya. Kita tahu
ini karena Matius memiliki nama lain: Lewi. Jika kita dinamai seperti itu
berarti orang tua mengharapkan kita melayani Tuhan seperti orang Lewi dalam
perjanjian Lama. Semenjak lahir ia ditetapkan untuk menjadi pemimpin rohani
bagi bangsa Israel, sangat mungkin ayah,kakek dan kakek buyut Matius pun
menjadi imam yang melayani Tuhan.Matius mungkin sudah menghafal isi kitab
pertama dari Alkitab ketika berusia dua belas tahun, kemungkinan besar Matius
ingin menjadi murid dari salah satu rabi. Namun saat ia mengirimkan formulir
pendaftaran, ia ditolak ia gagal memenuhi standar . Matius dikeluarkan dari
sekolah kerabian ia tidak memiliki kualitas yang di syaratkan.
Apaun
yang terjadi kita tahu ada sesustu yang pasti berjalan keliru, alih-alih
melayani Tuhan, ia memutuskan untuk melayani dirinya sendiri. Ia menghianati
bangsanya sendiri dan menjadi pemungut cukai bagi pemerintah Romawi. Pada
dasarnya deskripsi tugasnya adalah merampas uang bangsanya secara tidak adil
dan memberikannya kepada pemerintahan Romawi yang menjajah mereka. Kalaupun ia
memungut pajak secara wajar tetap saja ia bekerja pada musuh, namun pada saat
itu tidak ada pemungut cukai yang jujur. Mereka biasanya menipu orang yang
mengisi pundi-pundi mereka sendiri, seorang pemungut cukai dipandang sebagai
orang buangan social dan agamawi, ia dianggap najis bahkan tidak diijinkan
berada dipelataran luar Bait Allah, namanya telah dicoret dari keanggotaan
bangsa Israel.
Anda
dan saya punya banyak kesamaan dengan Matius, mungkin kita tidak mencuri uang
tetangga-tetangga kita, namun kita semua pernah mengecewakan orang lain, kita
tidak memiliki kualitas yang disyaratkan , kita tidak memenuhi standar. Dalam
kitab Roma alkitab berkata bahwa kita semua telah berdosa dan kehilangan
kemuliaan Allah. Kita telah mengucapkan banyak hal yang seharusnya tidak
dikatakan, kita telah banyak melakukan banyak hal yang kita harap tidak pernah
kita lakukan, dan sekeras apapun kita berusaha mengosok noda-noda itu tetap tidak akan lenyap.
Setiap
hari, Matius duduk di meja pemungutan cukai di tepi jalan yang ramai, ketika
beranjak dewasa tak pernah dibayangkannya ia menjadi seperti ini, ada saatnya
ia jujur dengan dirinya sendiri mungkin
sambil meratap langit dilarut malam dan rasa bersalah serta penyesalan meyergap
hatinya, saya yakin Matius pun mendengar tentang seorang rabi baru yang sedang
naik daun. Namanya Yesus dan Ia banyak melakukan banyak hal secara berbeda,
kemudian suatu hari saat Matiu sedang duduk di meja kerjanya Yesus singgah dan
berbicara kepadanya, Apa yang Yesus katakana padanya sungguh diluar dugaan
semua orang. Hanya dua kata “Ikutlah Aku” seorang rabi Yahudi menjadi salah
salah satu pengikutNya?
Rabi
adalah pengajar Firman Tuhan dimana pada waktu itu yang diajarkan adalah
perjanjian lama, rabi harus memiliki pengetahuan luas tentang taurat (lima
kitab pertama dari Alkitab) dan semua
isi tulisan para nabi.
Rabi
juga istimewa mereka memiliki sekelompok Talmidim,kata Talmid diterjemahkan
menjadi “Murid”atau “siswa”
Dari
sanalah Matius,duduk di meja pemungut cukainya sambil merenungkan tawaran sang
rabi, tidak diragukan lagi Matius tahu dengan jelas konsekuensi dari menerima
undangan itu ia paham itu artinya ia harus menyerahkan segalanya, ia bisa
menerima undangan itu namun mustahil ia bisa tetap menjalani hidupnya seperti
sebelumnya. Mengatakan “Ya” untuk
mengikuti Yesus berarti mengatakan “Tidak”
untuk bisnisnya yang menguntungkan itu.
Siapapun
dapat mengikuti Yesus namun mereka harus melepaskan segalanya.
Yesus
mengatakan “ikutlah aku”.
Dengan
sederhana, Matius 9:9 ….dan Matius bangkit dan mengikuti Dia.
Kini
kita tidak lagi mengenal Matius sebagai produk gagal dan memalukan yang menjual
jiwanya kepada orang Roma demi mencari nafkah. Kita mengenal Matius sebagai
pengikut Yesus yang menulis kitab pertama dalam perjanjian Baru.
Mau Mengikut Aku
– Sebuah Pengejaran Yang Penuh Gairah
Yesus
ingin kita mengerti bahwa mengikutNya adalah pengejaran yang menuntut semua hal
yang kita punyai, Yesus mengisahkan perumpamaan di Matius 13 yang berjudul
“Mutiara yang berharga” hal ini memberikan kita gambaran akan apa yang
dipikirkan Yesus saat Ia mengundang kita untuk mencariNya.
Hal kerajaan sorga itu seumpama
harta yang terpendam diladang, yang ditemukan orang,lalu dipendamkannya
lagi,oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli
lading itu. (Mat 13:44)
Salah satu motivasi terbesar dari
kasih pengejaran yang penuh gairah akan Yesus adalah pemahaman yang lebih dalam
akan betapa besar kasih-Nya. Dalam 1 Yohanes 4:19 kita membaca:
Kita
mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.
Kisah mengejar paling gila dari
semua kisah yang pernah ada adalah ketika Allah menjadi manusia,datang ke dunia
ini, dan mati menggantikan kita. Ia berinisiatif dan mengejar kita ketika kita
menyadari betapa besarnya kasih Allah, itulah yang mengubah hati kita
mengasihi,karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.
Kehilangan Rasa
Cinta
Cara
yang lebih baik untuk menyampaikan masalah yang menjadi perhatian pemimpin
gereja mula-mula adalah “apatis rohani” kita sudah mencapai titik dimana kita
sekedar berkata aku tidak peduli lagi“ Allah mengasihi kita dan mengutus
anakNya untuk mati di kayu salib demi mengampuni dosa kita namun kita sekedar
mengangkat bahu.
Gairah
itu hilang kita sama sekali tidak mengejar mungkin ada saat-saat ketika kita
mengikuti Yesus seperti itu namun di titik tertentu kita kehilangan minat,
itulah yang terjadi pada jemaat di Efesus. Dalam wahyu 2:4-5, Yesus mengatakan
ini kepada gereja:
Namun demikian Aku mencela engkau,
karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa
dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula
engkau lakukan. Jika tidak demikian , Aku akan datang kepadamu dan Aku akan
mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.
Di
dalam terjemahan ini dikatakan bahwa gereja telah meninggalkan kasih
mula-mulanya. Kasih itu mengacu pada hilangnya antusiasme atau semangat untuk
mengejar Allah. Dalam Yeremiah 2:2, Allah berkata kepada umuatnya bahwa Ia
mengenang “Kasihmu pada masa mudamu,kepada cintamu pada waktu engkau menjadi
pengantin”. Bulan madu kita bersama Tuhan seharusnya tidak pernah berakhir.
Dalam
Masmur 63:8, Daud membahasakannya seperti ini:
Jiwaku melekat kepada-Mu,….
MENYANGKAL DIRI SEBUAH PENYERAHAN
TOTAL
Dalam
Lukas 9: 23 Yesu memperjelas bahwa jika kita ingin mengikut Dia, tawaran akan
sebuah hubungan tanpa status tidak masuk hitungan.
Setiap orang yang mengikut Aku, ia
harus menyangkal dirinya,memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku….
Kita
tidak dapat mengejar Yesus tanpa menyangkal diri sendiri Ungkpan menyangkal
diri bukan hanya tentang berkata tidak pada diri sendiri atau bahkan menentang
diri sendiri. Yang dimaksudkan disini adalah kita bahwa tidak boleh mengakui
atau mengenali keberadaan kita sendiri.
Kita
banyak membahas kebenaran bahwa menjadi orang Kristen berarti percaya kepada
Yesus-tetapi kita tidak banyak berbicara tentang menyangkal diri, ppadahal itu
adalah pesan yang menarik. Bagaimana kita menyangkal diri dalam budaya yang
menggemakan bahwa diri kitalah yang paling penting?
Dalam
Matius pasl 19, kita bertemu seorang pria yang namanya tidak diketahui kita
tahu cukup banyak tentangnya dari injil yang menyebutnya “orang muda yang
kaya”. Jalan hidup yang ia tempuh membawanya pada kekayaan dan kekuasaan,itulah
jalan yang berusaha dicari kebanyakan dari kita. Ia datang kepada Yesus membawa
satu pertanyaan dalam ayat 16 ia bertanya:
Guru perbuatan baik apakah yang
harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?
Kita
harus memujinya karena telah mengajukan pertanyaan yang tepat. Ia ingin tahu
bagaimana cara mencapai surge? Namun caranya bertanya menunjukan hati seorang
penggemar. Ia mengatakan, apa yang harus “kulakukan”. Kata itu bisa
diterjemahkan menjadi mendapatkan atau mengusahakan. Ia mengira itu akan
menjadi profil mengesankan yang bisa membuatnya masuk surge. Akhirnya Yesus
menjelaskan apa yang perlu dilakukan pemuda itu dalam ayat 21, Yesus berkata
Jikalau
engkau hendak sempurna, pergilah,juallah segala milikimu dan berikanlah itu
kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surge kemudian
datanglah kemari dan ikutlah aku.
Salah
satu alasan mengapa kita begitu sulit menyangkal diri adalah karena itu tampak
bertentangan dengan keinginan terbesar kita dalam hidup, kebanyak orang berkata
bahwa keinginan terbesar mereka lebih dari apapun juga yaitu meraih
kebahagiaan. Meraka yakin jalan menuju kebahagian berarti berkata “ya” pada
diri sendiri. Kesenangan adalah jalan menuju kebahagiaan sehingga menyangkal
diri terlihat sangat berbeda dengan apa yang akan membuat kita bahagia. Hak
untuk mengejar kebahagiaan sepertinya langsung bertentangan dengan panggilan
untuk menyangkal diri.
Hidup dalam penyangkalan
Tanpa syarat pengecualian
Mendaftar untuk perhambaaan
Pikullah salibmu setiap hari- sebuah kematian tiap
hari
Memilih kematian
Mati setiap hari
Mengikut yesus- kemanapun,kapanpun apapun
Kapanpun,bagaimana dengan sekarang?
Nanti yang menjadi tak pernah
Penutup
Apa
yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga,dan
yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediahkan Tuhan
untuk mereka yang mengasihi Dia. (I Korintus 2:9)
Namun
aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang
hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah
hidup oleh Iman dalam Anak Allah yang telah mengasii aku dann menyerahkan
diri-Nya untuk aku. (Galatia 2:20)
Dalam
segala keadaan pergunakanlah perisai iman ,sebab denga perisai itu kamu akan
dapat memadamkan SEMUA panah api dari si jahat. (Efesus 6:16)
Semuanya
itu ku katakana kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku.Dalam
dunia kamu menderita penganiayaan,tetapi kuatkanlah hatimu,aku telah
mengalahkan dunia. (Yohanes 16:33)
Daftar
Pustaka
Dr.
Maqdalene W. Kawotjo,(2003) Berhasil Karena Iman.PT Kreasindo
Grafikatama
Idleman
kyle, (2013) Not a Fan .literature perkantas Jawa Timur
Alkitab,(1991)
Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta
http://www.pelitahidup.com/2013/11/12/terobosan-iman-meraih-janji-tuhan/#.V0GoT_v7PR0http://www.renunganhariankristen.net/jatuh-itu-perlu/http://erik-nac.blogspot.co.id/2012/12/bangkit-dari-keterpurukan.html