SELAMAT DATANG DI BLOG GURU PPKN-GURU PEMBELAJAR SEPANJANG HAYAT-BELAJAR BERBAGI-MERDEKA BELAJAR ABAD 21
Guru PPKN Abad 21

 BUDAYA BANGSA INDONESIA DI TENGAH MODERNISASI

Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan dasar sebab tanpa pendidikan tak ada perubahan....hal ini juga menguatkan tentang pemahaman kita tentang apa dan seberapa jauh pendidikan itu sebagai kebutuhan dasar manusia.
Negara Republik Indonsia adalah negara yang sedang berkembang,baik teknologi dan berbagai bidang laiannya,dalam menghadapi arus perubahan kitapun di perhadapakan dengan berbagai tantangan baik dari dalam maupun dari luar.dan arus perubahan tersebut akan terus merambat hingga ke daerah marjinal atau pelosok-pelosok tanah air.dari hal tersebut di atas apakah kita sebagai warga negara yang  baik masihkah kita mempertahankan budataya bangsa asli karena budaya bangsa merupakan identitas bangsa Indonesia ataukah kita semakin tenggelam dengan modernisasi dan menjadi budak di negeri kita sendiri.

Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa setiap warga negara mempunyai tugas dan fungsinya masing-masing untuk mengemban sesuai dengan bidang keahlian demi kesejahteraan anak cucu,tapi apa di kata para pembuat keputusan dan kebijakan telah lalai dan gagal KENAPA? seperti yang kita lihat dan ketahui bahwa akhir-akhir ini telah terjadi penyimpangan-penyimpangan dusta,kebohongan,janji palsu dan masih banyak lagi.di negeri ini telah lahir penjilat-penjilat seperti lintah darat.sehingga negeri ini terlihat bagaikan sebuah neraka, yang seharusnya di pertiwi kekayaan alamnya berkelimpahan dan ragam sukunya yang selalu membuat suatu keindahan   tetapi nyatanya banyak penindasan.diskriminasi, pencabulan, pemerkosaan, pencurian dan lain sebagainya.

Berangkat dari pemikiran tersebut di atas disinilah peran pendidikan memperkokoh keteladan dan ilmu pengetahun,sikap dan keterampilan sehingga tercipta generasi-generasi yang unggul dan berbudaya sesuai dengan keberadaan bangsa ini.sebagaimana yang telah di amanantkan oleh UU dan UU di buat untuk kita laksanakan tanpa memandang perbedaan. disinilah peran para agen of change untuk membentuk watak dan karakter karena pendidikan bukan hanya sekedar menerima mata pelajaran yang diberikan,mengerjakan PR,lalu pulang,namun jauh dari itu yang lebih penting menurut saya adalah pembentukan sikap atau watak/karakter setiap anak didik untuk memiliki kepribadian yang utuh dan bertanggungjawab serta berjiwa patriot dan menjunjung tinggi rasa persatuan kesatuan integritas dan nasionalisme yang tinggi.

Berbicara tentang pendidikan tidaklah mudah,untuk itu kita semua dituntut untuk bekerja lebih giat, tekun, serta loyal dengan bidang yang kkita embang sebagai tugas panggilan untuk melayani, dan hal itu seorang pendidik pun pada zaman ini terus dituntut untuk menjadi pendidik yang lebih tangguh sebagaimana yang telah diamanatkan dalam UU guru dan dosen.

Kamajuan suatu bangsa adalah kemakmuran kita semua masyarakat dan bukan untuk kepentingan golongan untuk itu hargai setiap jasa pahlawan agar kita menjadi bangsa yang besar. dengan kata lain kita harus memiliki kesadaran dan tanggungjawab penuh terhadap kelestarian dan nilai-nilai budaya bangsa karena nilai budaya bangsa merupakan identitas bangsa dan jika kita sudah kehilangan nilai-nilai budaya itu apakah kita masih memiliki identitas yang di segani dan dihormati? ataukah kita akan semakin dilecehkan dari pergaulan dunia yang semakin pesat.

Untuk itu kita semua mempunyai tugas dan tanggungjawab untuk membangun sebuah perubahan, mulai dari keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara. 

Pendidikan adalah inti perubahan dan kita harus memberikan pandangan yang cermat dan cerdik kepada semua elemen, dan terus meningkatkan nilai-nilai pancasila, karena PANCASILA merupakan dasar bangsa Indonesia dan lambang Burung Garuda dengan semboyan Bhineke Tunggal Ika. berikut adalah butir-butir pancasila yang terdiri dari 45 butir.


45 BUTIR PANCASILA
Sila pertama
  1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
  3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
  6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
  7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
Sila kedua
  1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
  3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
  4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
  5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
  6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
  7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
  8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
  9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
  10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
Sila ketiga
  1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
  2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
  3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
  4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
  5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
  6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
  7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Sila keempat
  1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
  2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
  3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
  4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
  5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
  6. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
  7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
  8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
  9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
  10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
Sila kelima
  1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
  2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
  3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
  4. Menghormati hak orang lain.
  5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
  6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
  7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
  8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
  9. Suka bekerja keras.
  10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
  11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.


0 Responses

Posting Komentar